Cedera, Gelandang Muda Sriwijaya FC Absen 6 Bulan

Gelandang Sriwijaya FC, Syahrian Abimanyu (tengah)
Sumber :
  • VIVA/Sadam Maulana

VIVA – Gelandang muda Sriwijaya FC, Syahrian Abimanyu bakal absen panjang dari dunia sepak bola. Abi setidaknya harus menepi selama enam bulan ke depan akibat menderita cedera.

Absen selama enam bulan, Abi tidak hanya melewatkan sisa laga kompetisi Liga 1 musim ini, namun juga berpotensi melewatkan sejumlah pertandingan di awal musim depan.

Kehilangan Abi dalam waktu yang cukup lama menjadi kerugian bagi Sriwijaya FC. Selain kehilangan salah satu pemain kreatif, ketidakhadiran gelandang berusia 19 tahun juga kian membatasi opsi pilihan di lini tengah.

"Hari ini saya menjalani operasi ACL (Anterior Cruciate Ligament) di Rumah Sakit Royal Progress Jakarta. Berdasarkan hasil pemeriksaan saya harus menjalani masa pemulihan yang cukup panjang," kata Abi, Jum'at 23 November 2018.

Sebelum memutuskan untuk naik ke meja operasi, Abi sempat mempertimbangkan pengobatan alternatif. Pemikiran itu terlintas usai mendengar saran dari sejumlah pihak, termasuk masukan dari pelatih Sriwijaya FC, Angel Alfredo Vera.

"Apalagi ada contoh pemain Persebaya Surabaya yang bisa sembuh tanpa operasi dan hanya terapi secara khusus. Karena alasan itu saya juga sempat pertimbangkan pengobatan alternatif tanpa naik ke meja operasi," ujar gelandang timnas Indonesia U-19 itu.

Tetapi setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif, Abi mengaku operasi mutlak harus dilakukan mengingat hasil diagnosa menunjukkan putusnya ACL di bagian lutut kanannya.

"Pasti ada perasaan gugup karena ini baru pertama kali dan saya sendiri tidak menyangka. Namun banyak pihak yang membantu dan memberikan semangat, saya coba berpikir positif dan ini semua untuk karier saya, jika dipaksakan tanpa operasi mungkin akan lebih parah atau berulang ke depannya," jelas Abi.

Sementara dokter Febri, yang akan memimpin operasi Abimanyu memberikan sedikit penjelasan terkait kondisi pemain berkaki kidal tersebut. Dari hasil pemeriksaan Lachman dan anterior drawer test, pada lutut yang kanan hasilnya lebih tidak stabil dibanding yang kiri.

Dari hasil tersebut, pihaknya mengajukan dua opsi yang bisa diambil Abimanyu. Pertama, dilihat dari kondisi medis dan kebutuhan akan fungsi lutut sangat tinggi bagi seorang atlet, maka tindakan operasi merupakan pilihan terbaik agar ke depan performance bisa dimaksimalkan.

Opsi kedua, konsenvative dengan hanya penguatan otot sekitar lutut. Abi masih bisa bermain, tapi dengan risiko lutut tidak stabil. Sehingga akan membebani struktur ligament lain di sekitar lutut.

"Opsi ini akan meningkatkan risiko ligament itu kembali mengalami cedera dan lama-lama performance Abi akan berkurang. Saya kira pilihannya untuk menjalani operasi cukup tepat demi menjaga kariernya," jelas Febri.