Suporter Tewas, Kesalahan Panpel Persib Jadi Sorotan Polisi
- ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
VIVA – Kasus tewasnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirla, jelang duel melawan Persib Bandung beberapa waktu lalu, menjadi sorotan banyak pihak. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, membantah adanya anggapan polisi kecolongan terkait insiden di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) tersebut.
Dedi menjelaskan, polisi sudah menyiagakan pasukan sebelum pertandingan sejak pukul 10.00 WIB. Namun, pada saat itu suporter yang berada di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GLBA) sudah cukup banyak.
"Jam 10 massa sudah banyak. Kapasitas 34 ribu, tapi diisi 38 ribu. Massa di luar ada 60 ribu," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis 27 September 2018.
Menjelang pertandingan, kata Dedi, beberapa tribun pintu masuk penonton sudah sangat padat. Suporter mulai bertindak anarkis dengan melempari benda ke petugas.
Hal ini membuat pengamanan di ring 4 atau lokasi tewasnya Haringga bergeser ke ring 3. Kemudian pengamanan ring 2 diperkuat ke ring 3 pintu masuk.
"Andaikata stadion kapasitasnya 38 ribu itu sudah overload. Kalau misal dimasukkan secara paksa 60 ribu massa dengan personel TNI, Polri, Satpol PP dan panpel cuma 4 ribu," katanya.
Personel pengamanan yang tak sebanding dengan massa membuat pihak keamanan memfokuskan ke pintu masuk. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan seperti jebolnya pintu stadion.
"Itu yang diantisipasi dan aparat memblokir jangan sampai massa membeludak masuk ke stadion," ucapnya.
Setelah mendapatkan informasi adanya kejadian pengeroyokan, pihak kepolisian langsung menuju lokasi. Pada saat itu, Haringga sudah dalam kondisi luka parah.
Terkait kejadian tersebut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah ini menyebut bahwa Polrestabes Bandung sudah menyarankan ke panitia pelaksana untuk memasang empat layar lebar agar masyarakat yang tak tertampung itu bisa melihat jalannya pertandingan di empat lokasi.
"Apa yang diminta Kapolres jika dipenuhi mungkin tidak terjadi chaos. Massa tidak maksa masuk. Itu tidak dipenuhi panpel," katanya.
Meskipun begitu, dalam kesempatan ini pihaknya tidak mencari siapa yang salah. Ia pun meminta semua pihak untuk duduk bersama mengambil langkah untuk mengevaluasi secara komprehensif agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
"Kita duduk bersama, dari PSSI sudah mengambil langkah untuk mengevaluasi secara komprehensif agar kejadian tersebut tidak terulang kembali," ucapnya. (one)