Super Derby Jatim, Arema Vs Persebaya Terancam Ditunda

Laga Persebaya Vs Arema FC.
Sumber :
  • Twitter/aremafcofficial

VIVA – Media Officer Arema FC Sudarmaji yakin kompetisi Liga 1 tidak akan berhenti meski Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) telah mengeluarkan imbauan hingga kasus tewasnya suporter jelang pertandingan Persib vs Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Minggu, 23 September 2018, selesai.

Haringga Sirla, suporter Persija Jakarta, tewas dikeroyok oknum Bobotoh dalam laga tersebut.

Dampak penghentian kompetisi akan dirasakan oleh Arema FC. Ya pekan ini Arema FC akan menjalani laga Super Derby Jawa Timur menghadapi Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Minggu, 30 September 2018.

Selain tertundanya jadwal pertandingan persoalan paling besar adalah pengembalian uang tiket andai kompetisi resmi dihentikan. Sebab, 45 ribu lembar tiket pertandingan telah ludes terjual di laga ini.

"Tiket sudah terjual seluruhnya. Tapi sejauh ini persiapan masih normal, kita tunggu keputusan dari PSSI. BOPI kan sudah mulai melemah menunggu federasi. Buktinya Liga 2 PSS lawan Kalteng Putra masih berjalan," kata Sudarmaji, Selasa, 25 September 2018.

Sudarmaji mengatakan sejauh ini Panitia Pelaksana pertandingan masih yakin pertandingan Arema kontra Persebaya akan tetap digelar sesuai jadwal. Sehingga seluruh aspek kebutuhan pertandingan telah disiapkan oleh manajemen.

"Prinsip panpel mempersiapkan semuanya sesuai rencana. Jadi prinsip kita laga tetap digelar. Semua persiapan sudah berjalan mulai dari perizinan dan lainnya," ujar Sudarmaji.

Andai kompetisi dihentikan atau jadwal pertandingan di undur manajemen mengaku tidak ada persoalan untuk tim. Sebab tim akan memiliki waktu persiapan lebih panjang. Namun, imbas dari pengunduran jadwal akan dirasakan suporter yang telah jauh-jauh hari membeli tiket pertandingan.

"Rumornya kan ditunda 7 hari itu tidak ada persoalan. Mungkin kalau diundur imbasnya ke suporter mungkin di jadwal yang diundur suporter yang beli tiket ada acara personal," tutur Sudarmaji.

Sementara itu, Ketua Umum BOPI, Richard Sam Bera mengatakan ada 6 poin yang harus segera dikerjakan oleh PT LIB maupun PSSI. Salah satu poin yang paling penting adalah penyelesaian kasus tewasnya suporter di GBLA harus selesai dalam satu minggu ke depan.

Apabila, kasus tersebut tidak selesai dalam satu minggu. BOPI siap mencabut rekomendasi penyelenggaraan Liga 1 dan Liga 2 musim ini.

Berikut enam poin sikap BOPI kepada PSSI dan PT LIB:

1. BOPI Mengutuk keras kejadian di GBLA.

2. Meminta kepada PT LIB dan PSSI untuk memecahkan masalah yang tidak konkret ini. Jika PSSI dan PT LIB tidak dapat memecahkan masalah dalam satu minggu maka mereka tidak diperbolehkan menyelesaikan kompetisinya. Kami mendesak untuk memberikan sanksi yang ada efek jera supaya tidak terjadi lagi kasus seperti ini di masa mendatang.

3. Meminta kepada klub agar lebih dekat kepada suporternya, termasuk memberikan pertimbangan.

4. Meminta kepada seluruh suporter untuk menghentikan permusuhan antara satu sama lain.

5. Meminta kepada semua pihak untuk tidak menyebarluaskan foto dan video korban.

6. Meningkatkan kualitas semua pemangku olahraga agar meningkatkan mutu olahraga Indonesia.