Cabut Gelar Klub Korsel, Bukti AFC Perangi Pengaturan Skor
VIVA.co.id - Skandal match-fixing atau pengaturan skor seakan jadi penyakit kronis yang sulit dihilangkan dari dunia sepakbola. Tak hanya di Indonesia, di level Asia, bahkan Eropa, kasus match-fixing kerap terjadi.
Masih teringat saat ada beberapa oknum terlibat dalam kasus pengaturan skor di ajang SEA Games 2015, cabang olahraga sepakbola. Saat itu, ada beberapa oknum warga negara Malaysia, Timor Leste, Singapura, dan Indonesia.
Terkait masalah serius ini, Sekretaris Jendral (Sekjen) AFC, Dato Windsor John, dengan tegas mengatakan jika pihaknya akan terus memerangi match-fixing. Dalam sebuah sesi temu awak media di bilangan Jakarta Selatan, Selasa 7 Februari 2017, Sekjen AFC menjelaskan beberapa bukti dan langkah konkrit yang diambil untuk memerangi "penyakit" ini.
Sekjen AFC menjelaskan, pihaknya baru-baru ini mencabut gelar juara Liga Champions Asia 2016, yang diraih oleh raksasa Korea Selatan, Jeonbuk Hyundai. Jeonbuk terbukti terlibat dalam kasus match-fixing di tahun 2013 lalu.
Selain itu, klub yang diperkuat oleh eks penyerang Middlesbrough dan Werder Bremen, Lee Dong-Gook, juga mendapat diskualifikasi di ajang Liga Champions Asia musim ini.
"AFC akan serius untuk menghilangkan skandal-skandal match-fixing. Sebagai bukti, AFC sudah mencabut gelar juara Asia Champions League untuk Jeonbuk Hyudai (Korea Selatan). Jeonbuk terbukti terlibat dalam skandal match-fixing, karena itu kami cabut gelarnya," ujar Dato kepada wartawan.
Selanjutnya, Sekjen AFC juga mengatakan pihaknya sudah bekerjasama dengan sebuah institusi bernama Sport Radar. Kerjasama ini memungkinkan untuk melacak berbagai kemungkinan sebuah pertandingan disusupi skandal match-fixing. Tak hanya itu, AFC juga sudah bekerjasama dengan Interpol Asia, untuk menindak tegas para pelaku kasus ini.
"Selain itu, kita juga sudah kerjasama dengan sebuah badan bernama Sport Radar. Dimana, Sport Radar akan membantu AFC untuk menyelidiki kemungkinan-kemungkinan skandal match-fixing," kata Dato melanjutkan
"AFC juga bekerjasama dengan Interpol Asia, untuk menangkap pelaku-pelaku match-fixing. Jika kasus ini melibatkan pelaku dari sepakbola, maka akan kami tindak. Tapi, jika pelaku di luar sepakbola, maka Interpol yang akan menanganinya," ujarnya.