Bukti Liga Spanyol Belum Bebas dari Rasisme & Pelecehan
- AS
VIVA.co.id – Seluruh dunia tentu setuju dengan aksi untuk saling menghormati sesama manusia tanpa adanya aksi pelecehan. Begitu pun dalam sepakbola.
Aksi rasisme menjadi momok yang sedang gencar diperangi dalam sepakbola. Karena dinilai melanggar hak asasi manusia.
Sayangnya, di sepakbola modern, masih saja kerap terjadi pelecehan. Seperti yang terjadi di Spanyol, sebagaimana diberitakan AS.
Seorang wasit wanita bernama Marta Galego, mendapat pelecehan lewat kata-kata.
Marta ditunjuk uintuk memimpin pertandingan Divisi 2 sepakbola Catalan yang mempertemukan UE Valls dan Cambrils Unio. Melihat wanita sebagai pemimpin pertandingan, seorang penonton berkata "Pergilah untuk mencuci piring".
Mendapat pelecehan tersebut, dengan tegas Marta menghentikan pertandingan selama tiga menit, dan mengusir penonton tersebut keluar lapangan. Melihat ketegasan dari Marta, penonton lain pun kagum dan memberikannya tepuk tangan.
Ini bukan pertama kalinya kasus pelecehan mewarnai ranah sepakbola Negeri Matador. Mei lalu, seorang wasit menyatakan pensiun karena mendapat perlakuan tak mengenakkan karena dia adalah seorang gay.
Dia adalah Jesus Tomillero. Tomillero mengaku sebagai pencinta sesama jenis atau gay pada sebuah media Spanyol.
Pengakuan itu ternyata sangat berpengaruh ketika Tomillero memimpin pertandingan di lapangan. Dia mendapat banyak hinaan dari para penonton saat menjalani tugasnya.
Tak kuat mendapat hinaan, Tomillero memutuskan untuk menutup kariernya sebagai pengadil lapangan hijau. "Para penonton menertawakan saya, itu yang paling menyedihkan. Saya tak bisa menerima hinaan seperti ini terus menerus," kata Tomillero.
Sedangkan untuk aksi rasisme, baru -baru ini juga terjadi di La Liga, tepatnya saat Sporting Gijon melawan Athletic Bilbao. Serangan rasisme ditujukan ke penyerang Bilbao, Inaki Williams, yang disebut seekor monyet oleh pendukung tuan rumah.