Lokomotiv Moskwa Terancam Sanksi karena Kaus Putin
Rabu, 17 Februari 2016 - 22:36 WIB
Sumber :
- REUTERS/Murad Sezer
VIVA.co.id - Lokomotiv Moskwa terancam sanksi disiplin, setelah gelandang Dmitri Tarasov membuka bajunya, yang memperlihatkan kaus pro-Vladimir Putin. Insiden itu terjadi setelah pertandingan Liga Europa melawan Fenerbahce, pada Rabu, 17 Februari 2016.
Dilansir dari Mirror
, kaus yang dikenakan Tarasov memperlihatkan gambar wajah Presiden Rusia, disertai tulisan: "Presiden paling sopan". Gelandang berusia 28 tahun itu mengaku sengaja mengenakannya untuk memperlihatkan dukungan.
"Ini presiden saya. Saya menghormatinya dan memutuskan untuk memperlihatkan, bahwa saya siap mendukung dia di mana pun. Saya menulis di kaus ini, semua yang saya ingin katakan," ujarnya. Tindakannya diyakini terkait dengan ketegangan, dalam hubungan Rusia dan Turki.
Hubungan kedua negara terganggu, lantaran penembakan pesawat Rusia di perbatasan Suriah oleh Turki, pada November 2015 lalu. Aksi provokatif Tarasov di lapangan hijau, juga didahului oleh penyerangan yang dilakukan suporter Fenerbahce.
Sebelum pertandingan, bus yang membawa tim Lokomotiv Moskwa dilempari boto-botol, oleho suporter Fenerbahce di Istanbul. Tiga orang ditangkap oleh kepolisian Turki, setelah insiden di Sukru Saracoglu Stadium.
Namun anggota komite eksekutif Federasi Sepakbola Rusia, Igor Lebedev, tidak setuju dengan respon yang diperlihatkan Tarasov. Menurutnya tindakan itu hanya akan menambah ketegangan.
"Saya menghormati dia sebagai seorang pesepakbola, tapi tindakan seperti ini tidak bisa dimaafkan untuk seseorang setingkat dirinya. Patriotisme tidak diperlihatkan di kaus atau gambar," ujar Lebedev.
UEFA melarang adanya pernyataan politik, selama berlangsungnya pertandingan sepakbola, sehingga Tarasov dan Lokomotiv hampir dipastikan bakal terkena sanksi disiplin. Denda sebear 30.000 euro pernah dijatuhkan UEFA pada Barcelona, terkait insiden pengibaran bendera Katalan, saat final Liga Champions musim lalu.
Dilansir dari Mirror
"Ini presiden saya. Saya menghormatinya dan memutuskan untuk memperlihatkan, bahwa saya siap mendukung dia di mana pun. Saya menulis di kaus ini, semua yang saya ingin katakan," ujarnya. Tindakannya diyakini terkait dengan ketegangan, dalam hubungan Rusia dan Turki.
Hubungan kedua negara terganggu, lantaran penembakan pesawat Rusia di perbatasan Suriah oleh Turki, pada November 2015 lalu. Aksi provokatif Tarasov di lapangan hijau, juga didahului oleh penyerangan yang dilakukan suporter Fenerbahce.
Sebelum pertandingan, bus yang membawa tim Lokomotiv Moskwa dilempari boto-botol, oleho suporter Fenerbahce di Istanbul. Tiga orang ditangkap oleh kepolisian Turki, setelah insiden di Sukru Saracoglu Stadium.
Namun anggota komite eksekutif Federasi Sepakbola Rusia, Igor Lebedev, tidak setuju dengan respon yang diperlihatkan Tarasov. Menurutnya tindakan itu hanya akan menambah ketegangan.
"Saya menghormati dia sebagai seorang pesepakbola, tapi tindakan seperti ini tidak bisa dimaafkan untuk seseorang setingkat dirinya. Patriotisme tidak diperlihatkan di kaus atau gambar," ujar Lebedev.
UEFA melarang adanya pernyataan politik, selama berlangsungnya pertandingan sepakbola, sehingga Tarasov dan Lokomotiv hampir dipastikan bakal terkena sanksi disiplin. Denda sebear 30.000 euro pernah dijatuhkan UEFA pada Barcelona, terkait insiden pengibaran bendera Katalan, saat final Liga Champions musim lalu.