Kiprah Pemain Asing Non-Brasil di J League
- Dok. J League
VIVA – J League merupakan salah satu kompetisi di benua Asia yang menarik perhatian banyak pemain asing. Di musim ini, memang banyak pemain yang berasal dari Brasil, jumlahnya lebih dari 50 orang.
Namun, tak berarti pemain asing dari negara lain tidak menjadi magnet yang menarik perhatian publik. Benua Eropa dan Afrika juga memiliki talenta terbaiknya di J League musim ini.
Dari 20 peserta J League musim ini, cuma Yokohama F. Marinos yang kuota pemain asingnya berasal dari Brasil. Sedangkan Urawa Red Diamonds sama sekali tak menggunakan bakat dari Negeri Samba.
Urawa Red Diamons memiliki dua pemain asal Denmark, yakni Alexander Scholz dan Kasper Junker. Tambahan lainnya adalah Alex Schalk dari Belanda dan penggawa Timnas Swedia, David Moberg Karlsson.
Selanjutnya ada Vissel Kobe yang punya pemain jebolan Barcelona. Mereka adalah Andres Iniesta, Bojan Krkic, dan Sergi Samper. Kemampuan ketiganya memberi sumbangsih besar bagi tim.
Penyerang Timnas Polandia, Jakub Swierczok juga turut mencuri perhatian bersama Nagoya Grampus. Dia merupakan penggawa andalan Polandia di EURO 2020 lalu.
Masih ada sejumlah pemain asing asal Eropa di klub-klub J League musim ini. Mereka adalah Tarik Elyounoussi (Norwegia) di Shonan Bellmare, Nassim Ben Khalifa (Swiss) di Sanfrecce Hiroshima, hingga Juanma (Spanyol) dan Jordy Croux (Belgia) di Avispa Fukuoka.
Pemain dari benua Afrika ada dua orang. Mereka semua berasal dari Nigeria, yakni Origbaajo Ismaila dan Peter Utaka yang bermain di Kyoto Sanga.
Nagoya Grampus memiliki pemain Timnas Australia, Mitchell Langerak. Lalu rekan se-negaranya, Adam Taggart berseragam Cerezo Osaka.
Tak ketinggalan negara Asia tetangga Jepang. Yang banyak adalah Korea Selatan, tapi selain itu ada juga Joan Oumari (Lebanon) di Sagan Tosu, hingga duo Thailand, Chanathip Songkrasin di Kawasaki Frontale dan Supachok Sarachat di Hokkaido Consadole Sapporo.