Isu Mbappe ke Real Madrid Bikin Pemain PSG Sakit Perut
- twitter.com/PSG_inside
VIVA – Gelandang Paris Saint-Germain (PSG), Marco Verratti mengungkapkan, pemberitahuan yang menyebutkan bahwa Kylian Mbappe berada di Madrid membuatnya sakit perut. Verratti tampak cemas bakal ditinggalkan Mbappe.
Mbappe dikabarkan akan hengkang ke ibu kota Spanyol untuk bergabung dengan Real Madrid pada musim 2022-23 secara gratis, dengan kontraknya di PSG akan berakhir pada musim panas nanti.
“Kami semua ingin dia bertahan di sini. Tetapi ketika saya berbicara dengannya, itu lebih untuk bahan tertawaan,” kata Verratti kepada Le Parisien, seperti dilansir Marca, Kamis 19 Mei 2022.
"Dalam sepakbola, ketika kami memikirkan sesuatu, saat momen mengambil keputusan sudah dekat, kami tidak banyak membicarakannya. Ini keputusannya, dan saya menunggunya, seperti Anda," lanjutnya,.
"Ketika saya sedang istirahat saya melihat pemberitahuan yang mengatakan Kylian ada di Madrid, itu membuat saya sakit perut. Meskipun setelah itu saya berkata pada diri sendiri, 'santai, dia sedang berlibur'."
PSG musim ini kembali gagal memenuhi ambisinya menjadi juara Liga Champions. PSG disingkirkan Real Madrid di babak 16 besar. Tapi Verratti yakin suatu saat PSG pasti akan juara. "Saya yakin PSG akan menjadi klub terbaik di dunia," kata Verratti.
"Hanya butuh waktu. Di awal tahun ini kami tampil bagus, kami lebih bersenang-senang. Dan kemudian tragedi di Madrid terjadi, seolah-olah kami telah mundur tiga langkah," tambah Verratti.
Para pemain PSG dicemooh oleh fans mereka sendiri di sejumlah laga dalam beberapa pekan terakhir, setelah mereka tersingkir dari Real Madrid. Verratti pun berharap para suporter tidak mencemooh para pemain di tengah laga.
"Fans punya hak untuk bersiul, tapi tidak selama pertandingan. Selama pertandingan kami semua bersama. Terkadang kami tidak terlihat seperti sedang bermain di kandang sendiri. Sulit dimengerti," keluh Verratti.
Verratti juga ditanya tentang ketidakadilan terbesar yang pernah terjadi padanya. "Saat comeback Barcelona. Malam itu, apa pun yang terjadi, kami tahu akan kalah, 3 atau 4-1, itu sudah pasti," katanya.
"Tetapi jika dipimpin wasit yang berbeda dan bantuan VAR, kami tidak akan mungkin bisa kalah 6-1. Ini adalah ketidakadilan terbesar karena kami telah menjadi korban. Itu momen sulit buat kami."