PSG Harus Jadi Tim Musafir di Liga Champions

Ekspresi kecewa para pemain Paris Saint-Germain (PSG)
Sumber :
  • Twitter/@OptaJean

VIVA – Kompetisi Liga Prancis akhirnya ditaklukkan virus Corona COVID-19. Ligue 1 dan Ligue 2 resmi dihentikan oleh pemerintah Prancis. Pemerintah Prancis melarang menggelar event olahraga hingga September 2020.

Keputusan ini berimbas pada raksasa Ligue 1, Paris Saint-Germain (PSG). Dengan keputusan itu, otomatis PSG akan menjadi tim musafir di Liga Champions. Neymar cs kini telah sampai di babak 16 besar setelah menyingkirkan Borussia Dortmund.

Presiden Paris Saint-Germain, Nasser Al-Khelaifi mengaku tak masalah jika timnya tak bisa bermain di kandang pada Liga Champions nanti. Nasser mengungkapkan pihaknya akan mengikuti larangan pemerintah dan keputusan UEFA tentang seperti apa nasib mereka di Liga Champions

“Kami menghormati keputusan pemerintah Prancis. Jika sudah diputuskan oleh UEFA, kami akan patuh dengan menjalani pertandingan dimanapun dan kapanpun laga itu diadakan," kata Nasser, dikutip Sportskeeda.

"Jika tidak mungkin bermain di Prancis, kami akan memainkan pertandingan kami di luar negeri. Kami tetap mengutamakan kondisi kesehatan dan keselamatan para pemain dan staf kami," sambungnya.

Bagi PSG, penghapusan Ligue 1 musim ini bisa saja ada baiknya untuk sepak terjang mereka di Liga Champions. Otomatis, dengan tidak adanya pertandingan domestik, PSG bisa fokus untuk mempersiapkan diri tampil di Liga Champions. 

Bukan tidak mungkin, kutukan PSG selama ini di Liga Champions bisa terhapuskan. Ya, dengan gelontoran dana dari Nasser, PSG masih hanya bisa berkuasa di dalam negeri saja. Sedangkan di Eropa, PSG selama ini bak ayam 'sayur'. 

Prestasi terbaik PSG di kompetisi tertinggi Eropa hanyalah perempatfinal pada 2013 hingga 2016. Tiga musim terakhir klub Ibu Kota itu bahkan mentok di 16 besar.