10 Skuat Impian yang Dirusak Ganasnya Bursa Transfer

FC Porto juara Liga Champions 2003-04.
Sumber :
  • Sportskeeda.com

VIVA – Beberapa skuat sepakbola terkadang mencapai jauh lebih banyak daripada yang pernah diharapkan dari mereka. Tapi pada akhirnya, mereka kalah menghadapi pasar pemain yang tanpa ampun melucuti klub dari aset berharga mereka. 

Banyak klub yang harus melihat skuat fantastis mereka hancur berantakan saat bursa transfer bukanlah hal baru dalam sepakbola. Ada banyak kasus di mana skuat sebuah klub 'bubar' usai meraih sukses yang sangat sebentar.

Seperti dilansir Marca, Senin 27 April 2020, berikut ini 10 skuat yang hancur karena keganasan bursa transfer. Dari daftar itu, Ajax paling sering menjadi korban. yaitu sebanyak tiga kali.

Ajax Amsterdam 1973
Pada tahun 1973, setelah memenangkan Piala Eropa, Cruyff hijrah dari Amsterdam ke Barcelona. Dengan kepergiannya ini, bintang-bintang Ajax lain pun ikut menyusuk. Proyek masa depan Ajax pun berada dalam kekacauan. 

Padahal kala itu Ajax memenangkan Eredivisie pada tahun 1970, 1972 dan 1973, Piala KNVB di 1970, 1971 dan 1972 serta Piala Eropa pada tahun 1971,1972 dan 1973, serta Piala Antarbenua pada tahun 1972. 

FC Porto 2004
Di bawah asuhan Jose Mourinho, FC Porto menaklukkan Eropa dengan mengejutkan semua orang usai menjuarai Liga Champions. Tetapi kemudian Ricardo Carvalho dan Paulo Ferreira mengikuti Mourinho ke Chelsea.

Sementara pemain lain juga memilih hijrah. Pencapaian terbaik skuat ini adalah juara Liga Champions 2004, Piala UEFA 2003, Liga Portugal 2003 dan 2004, juara Taca de Portugal 2003 dan juara Intercontinental 2004. 

AS Mocano 2017
Monaco yang diperkuat Kylian Mbappe Monaco dipenuhi dengan pemain 'emas'. Dan proyek mereka tampaknya ditakdirkan untuk meraih suskes besar. Tetapi ternyata proyek mereka berumur pendek. 

Musim terbaik mereka yaitu dengan memenangkan Ligue 1 dan mencapai semi final Liga Champions dengan menyingkirkan Manchester City pada 2017. Tapi setelah itu, banyak pemain yang memilih hijrah. 

Para pemain mereka pun memilih pindah karena mendapat tawaran lebih menarik di klub lain. Seperti Mendy dan Silva yang pindah ke Manchester City, Mbappe (PSG), Lemar (Atletico Madrid), dan Fabinho (Liverpool).

***

Red Star Beograd 1991
Red Star menjadi skuat berikutnya yang dilucuti oleh klub elit Eropa lain. Itu terjadi setelah mereka sukses pada 1991 dengan memenangkan Liga Champions melalui kemenangan nyaris mustahil melawan Marseille. 

Musim terbaik mereka: Mereka memenangkan Liga Champions dan Intercontinental pada 1991. Mereka memenangkan liga domestik mereka pada tahun 1990, 1991 dan 1992, serta Piala Serbia pada tahun 1991. 

Para pemain mereka pun memilih pindah karena mendapat tawaran lebih menarik di klub lain. Seperti Prosinecki (Real Madrid), Savicevic (AC Milan), Mihajlivic (AS Roma), hingga Jugovic (Sampdoria).

Ajax Amsterdam 1987
Di bawah asuhan Cruyff sebagai pelatih, Ajax kembali membangun skuat yang fantastis. Mereka memenangkan Piala Winners 1987 dan KNVB Cup pada 1986 dan 1987. Sayang, sukses tersebut membuat skuat mereka dilucuti klub lain. 

Marco Van Basten dan Frank Rijkaard adalah dua nama besar yang memutuskan pergi. Van Basten ke AC Milan dan Rijkaard ke Sporting Lisbon. Cruyff juga bahkan pergi dan memilih melatih Barcelona pada tahun 1988. 

Borussia Dortmund 1997
Skuat Dortmund yang sukses menjuarai Liga Champions 1997 usai menyingkirkan Juventus di final juga tidak bertahan lama. Para pemain mereka memilih hijrah setelah sukses yang sesaat tersebut. 

Padahal saat itu, Dortmund menjuarai Liga Champions 1997, juara Bundesliga 1995 dan 1996, juara Piala Interkontinental 1997. Tapi pada akhirnya, skuat mereka 'bubar' setelah para pemain memilih pindah. 

***

Palmeiras 1994
Sukses menjuarai Liga Champions dan juga Liga pada tahun 1993 dan 1994, membuat skuat Palmeiras dilucuti klub lain. Para pemain seperti Rivaldo, Mazinho, dan Roberto Carlos hanyalah tiga dari banyak nama yang pergi. 

Ajax Amsterdam 1995
Ajax membuat kejutan pada 1995 dengan mengalahkan AC Milan di Liga Champions. Skuat Ajax saat memiliki kedalaman tim dan dihuni para pemain seperti Edwin van der Sar, Clarence Seedorf, Edgar Davids hingga Overmars.

Mereka memenangkan Liga Champions, Piala Super Eropa dan Piala Intercontinental pada 1995. Mereka juga menjuarai Eredivisie pada tahun 1994, 1995 dan 1996. Sayang para pemain selanjutnya memilih pergi.

Marseille 1993 
Skuat Marseille ini sukses memenangkan Liga Champions dengan mengalahkan AC Milan yang memiliki skuat kuat. Sayang skuat Marseille gagal dipertahakan karena sang pemilik klub, Bernard Tapie memiliki masalah yudisial.

Para pemain andalan Marseille kala itu seperti Alen Boksic, Marcel Desailly, Didier Deschamps, dan Rudi Voeller memilih pindah dan mencari peruntungan lain di klub baru.

Lazio 2000
Diego Simeone yang saat ini merupakan pelatih Atletico Madrid adalah bagian dari tim luar biasa di ibukota Italia yang memenangkan gelar ganda, Serie A, Coppa dan Piala Super Italia 2000. Mereka meraih Piala Winners 1999 dan Piala Super Eropa.

Mereka memiliki pondasi tim yang kuat. Tapi skuat mereka dihancurkan oleh pasar transfer Italia. Para pemain seperti Boksic, Sergio Conceciao, Veron, Nedved dan Nesta memilih hijrah dalam dua musim berikutnya.