Mental 'Selow' Arsenal Jadi Masalah Serius di Final Liga Europa

Penjaga gawang Arsenal, Petr Cech
Sumber :
  • Instagram/@petrcech

VIVA – Chelsea punya kelebihan ketimbang Arsenal dalam derby London di final Liga Europa, Rabu 29 Mei 2019. Hal tersebut diakui oleh kiper Arsenal, Petr Cech.

Pernah membela panji Chelsea, Cech menemukan perbedaan mendasar kedua tim dalam menyikapi laga krusial macam final Liga Europa. Metode pendekatan mental Chelsea dan Arsenal, disebut Cech, sangat berbeda.

Aspek inilah, yang menurut Cech, membuat Arsenal kesulitan jadi juara. Cech merasa, Arsenal lebih luwes di ruang ganti saat menelan kekalahan dari lawan.

Beda dengan Chelsea. Dijelaskan Cech, sepanjang kariernya di Chelsea, suasana ruang ganti akan sunyi jika mereka kalah. Dan, dengan metode tersebut, Chelsea berhasil menyabet lebih banyak gelar ketimbang Arsenal sejak 2005 hingga sekarang.

"Mungkin aneh didengarnya, tapi secara umum, Arsenal tak punya keinginan untuk menekan. Arsenal itu pria sejati, yang tak terima kekalahan. Tapi, mereka bisa terus melanjutkan hidup dengan tenang. Situasi yang tak pernah saya alami sebelumnya," kata Cech dilansir Standard.

Bukan cuma saat kalah, dilanjutkan Cech, suasana ruang ganti akan menjadi seperti kuburan meski Chelsea meraih hasil imbang. Cech menyatakan tekanan datang dari berbagai arah dan membuat Chelsea makin menggila.

"Situasinya seperti, 'Oh tidak, ini tak bisa dipercaya karena kami gagal menang di kandang'. Itu yang terjadi di Chelsea. Pelatih, pemain, pasti merasakannya. Ada tekanan yang membuat kami untuk bisa tampil menggila, sejak awal saya gabung di sana (Chelsea)," ujar Cech.

Namun, kiper 37 tahun tersebut menolak mental pemain Arsenal jeblok. Sebenarnya, diakui Cech, Arsenal juga punya potensi untuk juara di kompetisi mayor, andai mereka melakukan perubahan pendekatan dalam urusan mental.