Ahmad Riyadh Terpilih Jadi Ketua PSSI Jatim

Kongres PSS Pengprov Jawa Timur
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal (25-3-2017)

VIVA.co.id – Pengurus Provinsi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Jawa Timur kini memiliki pimpinan baru. Dia adalah Ahmad Riyadh UB. Dia terpilih sebagai ketua PSSI Jawa Timur 2017-2022 setelah mendulang suara terbanyak dalam Kongres Asprov PSSI Jatim di Hotel Garden Palace Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 25 Maret 2017.

Sebelumnya, ada empat kandidat yang akan maju sebagai calon ketua PSSI Jatim. Mereka ialah calon petahana Bambang Pramukantoro, Asyari, Ahmad Riyadh UB, dan Hidayat. Tapi menjelang pemilihan, dua calon mengundurkan diri, yakni Bambang dan Asyari. Calon menyisakan Riyadh dan Hidayat.

Riyadh terpilih setelah mendulang 54 suara dari total 102 pemilih. Sementara itu, pesaing terberatnya, Hidayat, mengantongi 47 suara. Hanya satu suara yang abstain. Karena hanya Riyadh yang memperoleh di atas 50 persen plus satu dari total jumlah suara, sidang pleno secara otomatis menyatakan advokat itu terpilih.

Adapun Wakil Ketua PSSI Jatim yang dipilih ialah Wardy Azhari Siagian. Dia adalah calon tunggal setelah dua pesaingnya, Asyari dan Sirajuddin, mengundurkan diri di tengah-tengah kongres. "Kongres ini bukan hanya untuk Jatim, tapi untuk nasional," kata Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, mengucapkan selamat kepada ketua PSSI Jatim terpilih.

Di kalangan insan sepakbola Jawa Timur, Riyadh bukan nama asing. Sejak muda dia sudah bergelut di dunia si kulit bundar. Begitu lulus kuliah tahun 1993, pria yang biasa disapa Abah Riyadh itu menjadi manajer Persida, klub sepakbola Kabupaten Sidoarjo saat itu.

Riyadh juga pernah menjadi ketua PSSI Sidoarjo. Jabatan terakhirnya di PSSI Jatim sebelum sekarang terpilih jadi ketua ialah wakil ketua. "Jabatan tertinggi ketua Komite Banding PSSI, yang SK dari FIFA," katanya akhir pekan lalu.

Tiga Ide Riyadh

Tiga hal bakal dilakukan Riyadh sebagai ketua PSSI Jatim untuk memajukan sepakbola di Jatim. Pertama, dia ingin semangat fair play tumbuh di lingkungan sepakbola. Bukan hanya pada diri pengelola klub dan pemain, tapi juga pada diri suporternya.

"Kalau yang kalah tetap tersenyum karena memang permainannya tidak bagus, berarti sepakbola kita sudah bagus," ujar Riyadh.

Kedua, lanjut dia, yakni perbaikan sumber daya manusia di PSSI. Hal yang paling penting menurutnya ialah integritas dan moralitas pengurus. Menurutnya, jika pengelola sepakbola masih bisa mengatur permainan klub, sampai kapan pun sepakbola tidak akan maju. "Kalau wasit masih bisa disetir, tidak akan maju," ucapnya.

Ketiga, Riyadh bertekad akan membangun cara berpikir sepakbola sebagai industri. Tujuannya, di antaranya, menjamin kesejahteraan klub dan pemain. "Ojo sampek mari dadi pemain, pemaine plonga-plongo (jangan sampai setelah pensiun, pemainnya plonga-plongo)," ucapnya.

Satu lagi ide Riyadh untuk kemajuan sepakbola Jawa Timur. Yakni soal suporter. Dia mengatakan klub dan suporter tak bisa terpisahkan. Karena itu, suporter harus dikelola dengan baik. "Ini yang baru, saya akan bikin Jambore Suporter. Ini belum pernah dilakukan," katanya. (art)