Bandar Judi Bola Dicokok di Piala Bung Karno 2017

Bandar judi asal Malaysia, David Cantona (baju merah).
Sumber :
  • Dok. Asprov PSSI Jawa Timur

VIVA.co.id – Seorang bandar judi bola asal Malaysia tertangkap tangan saat sedang berada di Stadion Gelora Supriyadi, Blitar, Jawa Timur, Rabu 8 Maret 2017. Saat itu sedang berlangsung pertandingan antara PSBK Blitar melawan Persegres Gresik.

Perwakilan Assosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur, Itong Nurcahyo yang saat itu juga berada di stadion melihat sosok yang mencurigakan. Dia pun berinisiatif mendatanginya, dan belakangan diketahui, pria tersebut bernama David Cantona alias Yap.

David awalnya tidak sendiri, namun ketika Itong akan mendatanginya, ada dua orang lagi yang melarikan diri. Dikatakan Itong, para bandar judi asal Negeri Jiran tersebut sudah sejak hari pertama selalu ada di tribun penonton.

"Orang-orang itu sebenarnya kan sudah lama berkeliaran di sini, memang itu PSSI harus akui di Indonesia itu sering bandar judi ada di stadion," ungkap Itong saat dihubungi melalui sambung telepon, Kamis 9 Maret 2017.

Untuk menyeret David, pihak kepolisian dimintakan bantuan. Awalnya, sulit untuk meyakinkan aparat keamanan untuk melakukan penangkapan, beruntung saja, dia tidak bisa menunjukkan paspor ketika diminta.

"Saya minta tolong kepada Polisi, ini orang yang dicari-cari sama PSSI, terus ditanya dasarnya apa untuk menangkap, saya hanya bilang coba saja tangkap. Dan akhirnya digeledah, dan rupanya dia tidak punya paspor," tutur Itong.

Atur Skor

Saat masih berada di stadion, dalam tas David ditemukan sejumlah uang dolar AS dan rupiah dalam jumlah banyak. Selain itu ada tiga telepon genggam.

Itong berharap, PSSI mau menindaklanjuti temuannya ini. Sebab, dari kabar yang beredar, dalam satu pertandingan di Piala Bung Karno 2017, bandar judi asal Malaysia mau memberi harga mencapai Rp450 juta agar skor pertandingan bisa diatur.

"Harusnya Ketua PSSI harus menindaklanjuti ini. Karena waktunya juga sudah tepat sekarang. Kabarnya, pertandingan di Piala Bung Karno harganya Rp450 juta. Ini kan bisa saja melibatkan wasit juga pemain," harap Itong.

Menurut pengakuan Itong, para bandar judi ini tidak hanya menyasar pertandingan di sekitar Stadion Gelora Supriyadi. Sebab, beberapa hari sebelumnya, mereka juga berkeliaran di Stadion Untung Suropati, Pasuruan. (ren)