Internal PSSI Bergolak, Indra Sjafri Tolak Latih Timnas

Pelatih Timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri
Sumber :
  • VIVA.co.id/Riki Ilham Rafles

VIVA.co.id – Indra Sjafri menjadi salah satu kandidat calon pelatih tim nasional senior yang akan berlaga di Piala AFF Myanmar-Filipina pada 19 November mendatang. Bersama Nilmaizar dan Rahmad Darmawan, dia sudah menjalani proses awal seleksi, yakni presentasi program kerja di hadapan Tim Panelis PSSI.

Akan tetapi, hanya selang beberapa jam kemudian, Indra mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Pria asal Sumatera Barat tersebut memilih mundur dari pencalonannya karena memiliki beberapa pertimbangan terkait masa depan.

"Kondisi sepak bola Indonesia saat ini memang sudah mulai berangsur-angsur membaik. Ada upaya serius dari para pelaku sepak bola untuk memperbaiki kondisi sepak bola kita," tulis Indra dalam laman resmi pribadinya.

"Tapi, saya merasa ada situasi yang belum normal, khususnya di tubuh PSSI. Situasi itu yang membuat saya berpikir ulang tentang rencana untuk menangani timnas. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk menunda rencana itu, setidaknya sampai semuanya kembali normal."

Wajar apabila eks juru taktik Timnas U-19 tersebut berpikir demikian. Sebab, usai sanksi pemerintah dan FIFA dicabut, PSSI kini dilanda sebuah permasalahan baru, yakni konflik internal.

Kemunculan Kelompok 85 pro Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI adalah salah satu indikatornya. Dipimpin oleh Pangkostrad Letjen TNI Eddy Rahmayadi, mereka mendesak otoritas tertinggi sepakbola di Tanah Air untuk segera melakukan perubahan.

Salah satunya ialah melakukan KLB guna mencari pengganti La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum PSSI. Posisi La Nyalla yang sedang terjerat kasus hukum dinilai oleh Kelompok 85 sebagai ganjalan untuk memajukan persepakbolaan nasional.

Pertimbangan Indra lainnya dalam menolak pencalonan ialah Bali United. Klub berjuluk Serdadu Tridatu yang dibesutnya setahun belakangan membuatnya berpikir ulang untuk pergi. Apalagi saat ini sepakbola di Pulau Dewata sedang bergeliat.

"Di sisi lain, saya juga merasa masih menyisakan banyak tanggung jawab yang belum tuntas bersama Bali United. Saat ini kondisi Bali United juga belum stabil dan masih butuh perhatian khusus," tuturnya.

"Saya masih punya keinginan untuk menuntaskan bangunan yang sudah saya mulai dari nol di Bali United. Pantang bagi saya meninggalkan sesuatu yang sudah saya mulai tanpa menuntaskannya."