Doa Pedagang dan Selebriti di Hari Ulang Tahun PSSI

Ridho Slank (kiri)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Radhitya Andriansyah

VIVA.co.id – Pembekuan PSSI oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sudah memasuki tahun kedua. Tak hanya para pemain, hal ini juga berdampak pada kalangan masyarakat kecil, seperti para pedagang di sekitar stadion.

Setahun berlalu, tapi reformasi tata kelola sepakbola yang dijadikan alasan Kemenpora untuk membekukan PSSI belum juga tampak hasilnya. Hingga kini, belum ada kepastian kapan pembekuan itu akan dicabut.

Sanksi pembekuan berarti tak ada kompetisi. Tak ada kompetisi berarti tanpa pertandingan. Dan, tak ada pertandingan berarti kerugian buat para pedagang di sekitar stadion.

Termasuk para pedagang di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), yang mengaku banyak mengalami kerugian. Bertepatan dengan hari ulang tahun PSSI ke-86 Selasa kemarin, 19 April 2016, doa berharap kompetisi kembali bergulir pun dilantunkan.

"Ada (kerugian). Untung saja sekarang-sekarang ini ada pertandingan Piala Presiden, Piala (Jenderal) Sudirman, dan kemarin Piala Bhayangkara. Untung juga ada masyarakat yang masih datang olahraga di sini," ujar Sadran, salah satu pedagang kaki lima di kawasan SUGBK.

"Ya, mudah-mudahan pertandingan sepakbola jadi ada lagi. Jadi kami tetap bisa dagang dan tetap ramai di sini," katanya.

Kerugian yang disebutkan Sadran ternyata tak dirasakan oleh Jumali. Jumali yang kesehariannya berdagang rokok dan beberapa barang habis pakai, mengaku sama sekali tak terpengaruh dengan adanya pembekuan PSSI.

"Sebenarnya sih tidak terlalu berpengaruh. Di sini kan banyak orang lari (jogging). Kadang-kadang kan ada juga konser musik dan turnamen. Kalau ada Arema (Cronus) atau Persib, dagangan tetap laku kok," ujar Jumali.

"Kalau soal dagang memang tidak berpengaruh. Tapi sebagai pencinta sepakbola, saya tetap berharap ini semuanya bisa cepat selesai," tuturnya.

Harapan terhadap bangkitnya sepakbola Indonesia, tak hanya datang dari para pedagang kecil. Kalangan selebriti pun punya keinginan yang sama. Hal ini membuktikan jika sepakbola memang sebuah budaya yang sudah melekat erat dengan rakyat Indonesia.

Salah satunya adalah Ridho Hafiedz, gitaris kelompok musik rock legendaris, Slank. Ridho yang sempat jadi duta pada turnamen Piala Gubernur Kaltim lalu, memang adalah seorang penggila sepakbola. Wajar saja jika dia begitu rindu untuk melihat kembali kompetisi bergulir, dan menyaksikan Timnas Indonesia beraksi kembali.

"Pastinya ingin konflik ini cepat selesai, biar kita semua terhibur. Semua orang pasti sama keinginannya dengan saya. Ya, semoga. Semoga masalahnya cepat selesai dan kita semua bisa nonton timnas bermain lagi," ujar Ridho kepada VIVA.co.id.