Ketegangan Warnai Diskusi Sepakbola di Jakarta
Rabu, 2 Maret 2016 - 11:25 WIB
Sumber :
- Humas Kemenpora
VIVA.co.id - Sebuah insiden mewarnai acara diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa 1 Maret 2016 malam. Ada upaya pengeroyokan usai acara tersebut terhadap salah satu pendiri Forum Diskusi Suporter Indonesia (FDSI), Partoba Pangaribuan.
Baca Juga :
Upaya pengeroyokan diduga akan dilakukan oleh sejumlah oknum kelompok suporter tertentu. Insiden bermula ketika Partoba hendak menemui kru tvOne untuk mengambil honor sebagai narasumber.
Saat sedang melakukan proses administrasi, tiba-tiba oknum suporter tersebut berusaha mendekati Partoba.
"Istri saya saat itu langsung balikkan badan untuk memotret mereka. Setelah sadar dipotret, ada beberapa dari mereka yang bereaksi dan meminta istri saya menjauh agar tak kena sasaran amuk," kata Juru Bicara Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, yang hadir juga sebagai narasumber, lewat pesan singkat kepada VIVA.co.id, Rabu 2 Maret 2016.
Gatot menyatakan, saat itu istrinya langsung mendekati Partoba untuk memberikan peringatan. Namun, beberapa dari oknum suporter tersebut mendorong istri Gatot.
"Istri saya lindungi Partoba dan kemudian ada yang berusaha mukul Partoba lewat sisi kanan (sisi kiri istri Gatot). Istri saya sangat terdesak saat insiden ini berlangsung. Ada sekitar 30 suporter," terang Gatot.
Tema ILC malam tadi adalah "PSSI, Antara Hidup dan Mati". Suasana debat memang berlangsung panas dan tak jarang terjadi adu mulut di antara narasumber.
"Memang suasananya panas. Saya menyesalkan buruknya antisipasi pengamanan. Tapi, pihak tvOne sudah meminta maaf dan saya terima," ujar Gatot.
Sementara itu, salah satu pentolan FDSI, Helmi Atmaja, mengutuk keras upaya pengeroyokan terhadap Partoba. Helmi menilai upaya pengeroyokan terhadap Partoba adalah bentuk tindakan kriminal.
"Kami akan laporkan ini ke KontraS dan mendesak Polisi untuk mengusut tuntas oknum suporter yang tak mengerti etika perbedaan, tapi menggunakan kekerasan dalam menyikapi sikap kritis. Oknum suporter tersebut telah mengkhianati sikap hormat dan fairplay yang berarti mendegradasi nilai-nilai sportivitas dalam sepakbola," kata Helmi. (one)