Sepakbola Indonesia Kacau, 19 Pemain-Pelatih Pilih Merantau

Titus Bonai, Abdul Rahman, dan Patrich Wanggai
Sumber :
  • Facebook
VIVA.co.id - Sepakbola Indonesia sedang dalam titik terendah. Hampir 1 tahun sudah kompetisi olahraga paling populer di dunia ini tak kunjung bergulir.

Polemik antara Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) masih meruncing. Kondisi yang tak pasti ini memaksa para pelaku sepakbola mesti mengadu nasib ke luar negeri.

Langkah itu diambil karena mereka tidak mau mengalami kesusahan. Satu-satunya tempat mereka mencari penghidupan hanya di sepakbola, dan jika tetap bertahan di Tanah Air hanya akan membuat mereka kesusahan.

VIVA.co.id coba merangkum nama-nama pelaku sepakbola yang kini berkiprah di luar negeri. Namun, sebagian dari mereka pergi sudah sejak lama, dengan alasan ingin mengembangkan karir di negara berkembang.

Jepang

Klub Consadole Sapporo - Irfan Bachdim


Pemain berdarah Belanda itu memilih pergi ke Jepang pada 2013 lalu. Ketika itu, dia bermain untuk Persema Malang yang aktif di Indonesia Premier League (IPL).

Karena IPL tak berkelanjutan, maka pemain berusia 27 tahun itu memilih hengkang ke luar negeri. Destinasi pertamanya adalah klub Thailand, Chonburi FC. Akan tetapi, di sana ia tidak tampil maksimal sehingga dipinjamkan ke Sriracha.

1 tahun kemudian, Irfan mencoba tantangan di Liga Jepang. Sempat bermain untuk Ventforet Kofu, kini pria kelahiran Amsterdam tersebut menjadi bagian Consadole Sapporo.



Australia

Adelaide United - Sergio van Dijk


Sergio van Dijk mencuri panggung di kancah persepakbolaan nasional pada 2013 silam. Setelah melalui proses naturalisasi, pemain berkepala plontos ini menjalani debut di Kualifikasi Piala Asia 2015 melawan Arab Saudi.


Dengan catatan sebagai pencetak gol terbanyak Liga Australia musim 2010-2011, publik Tanah Air menyandarkan harapan besar kepadanya. Gaya bermain taktis sebagai striker menjadi kelebihan pemain yang kini sudah berusia 33 tahun tersebut.


Dengan alasan ingin fokus bermain di Indonesia, pada awal musim 2013, Van Dijk memilih Persib Bandung sebagai klub baru. Dia rela meninggalkan Adelaide United meski performanya sedang menjulang.


Permainan Van Dijk bersama Maung Bandung juga cukup mengesankan. Dari 29 kali diturunkan pelatih Djadjang Nurdjaman, dia sukses menjaringkan 21 gol ke gawang lawan. Sayangnya, setelah itu dia memilih untuk merantau ke klub Iran, Sepahan.


Tak gemilang di Sepahan, Van Dijk kemudian hengkang ke Liga Thailand bersama Suphanburi. Namun, lagi-lagi, performanya tak berkembang di sana. Karena itulah, baru kemarin ini dia memutuskan kembali ke Adelaide United dengan harapan bisa menemukan kembali ketajamannya.


Bahrain

Al Najma - Ruddy Eka Priyambada

Ruddy adalah salah satu pelatih asal Indonesia yang menjadi korban ketidakjelasan kondisi sepakbola nasional. Di awal Indonesia Super League (ISL) 2015, sebetulnya dia terdaftar sebagai asisten pelatih Mitra Kukar.


Namun, setelah kompetisi berhenti, Rudy memilih terbang ke Bahrain dan bergabung dengan Al Najma. Bahkan, beberapa hari terakhir, nama juru taktik berusia 33 tahun itu dikait-kaitkan dengan klub Qatar, Aspire Academy.




Myanmar

Zeyashwemye FC - Dedi Gusmawan


Dedi memutuskan untuk bermain di Liga Myanmar bersama Zeyashwemye FC ketika ISL 2015 dipastikan berhenti. Peran mantan bek Mitra Kukar ini seolah tak tergantikan di sana.


Bahkan, karena penampilan impresifnya di Myanmar, Dedi sempat mendapatkan tawaran dari klub Malaysia, Sime Darby. Namun, karena masih ingin bermain di kompetisi kasta tertinggi Myanmar, pemain kelahiran Deli Serdang, 29 tahun lalu itu menolaknya.


Thailand

BEC Tero Sasana - Greg Nwokolo


Greg Nwokolo meninggalkan Persija Jakarta di awal 2015 lalu. Dia memilih BEC Tero Sasana, peserta Liga Thailand, sebagai labuhan terbaru.


Di Negeri Gajah Putih, pemain naturalisasi dari Nigeria tersebut tidak memiliki peran sevital di tanah air. Namun, karena industri sepakbola di sana lebih kondusif, maka Greg memilih tetap bertahan.


Bahkan, ketika namanya disangkut-pautkan dengan klub Liga Malaysia, Perlis FA, Greg langsung bereaksi. Dia meminta media massa untuk tidak membahas masalah itu lagi karena kerasan bermain untuk BEC Tero Sasana.


Osotspa Samut Prakan - Victor Igbonefo


Victor merupakan pemain yang sempat menjadi momok menakutkan bagi para penyerang yang bermain di Indonesia Super League (ISL). Dia pernah bermain untuk Persipura Jayapura dan Arema Cronus, sebelum mendarat di Osotspa Samut Prakan, awal 2015 lalu, dengan status pinjaman.


Seiring masa pinjamannya di Osotspa habis, tampaknya Victor enggan kembali ke Tanah Air. Sebab, saat ini dia santer dikabarkan bergabung dengan klub Thailand lainnya, Navy FC.




Spanyol

Espanyol - Evan Dimas


Evan Dimas baru saja tiba di Spanyol guna menjalani latihan bersama Espanyol B. Dia terpilih menjadi pemain yang mewakili Indonesia dalam kerja sama dengan La Liga.


Berbeda dengan pemain lain yang mengadu nasib di luar negeri, Evan hanya akan berada di Spanyol dalam 4 bulan ke depan. Namun, jika dia mampu menunjukkan performa apik, bukan tidak mungkin Espanyol akan menyodorkan kontrak kepadanya.


Belgia

Waasland Beveren - Arthur Irawan


Arthur merupakan pemain keturunan Tionghoa yang memilih untuk berkewarganegaraan Indonesia. Akan tetapi, sepanjang karir profesionalnya, pemain berusia 22 tahun ini belum sekali pun mengecap kerasnya kompetisi di tanah air.


Memulai karir di Espanyol B, kemudian Arthur hengkang ke Malaga. Di klub keduanya itu, dia tak juga puas, hingga kemudian memilih klub Liga Pro Belgia, Waasland Beveren sebagai labuhan terbaru.




Malaysia

Sabah FA - Dedi Kusnandar


Dedi Kusnandar adalah salah satu pilar Persib Bandung yang sukses mempersembahkan gelar juara Indonesia Super League 2014, Piala Walikota Padang, dan Piala Presiden. Usai turnamen terakhir, gelandang yang akrab disapa Dado ini memilih hengkang.


Alasannya tak berbeda jauh dengan pemain lain, kelanjutan kompetisi yang tak jelas di Tanah Air membuatnya memilih Sabah FA. Perjuangannya pun tak mudah, karena harus menjalani seleksi terlebih dulu.


Selangor FA - Andik Vermansyah


Andik Vermansyah merupakan salah satu contoh pemain yang sukses berkarir di luar negeri. Dia berhasil membawa Selangor FA menjuarai Piala Malaysia 2015.


Bahkan, untuk musim keduanya di Liga Super Malaysia, gaji pemain asal Jember tersebut dinaikkan 2 kali lipat. Manajemen klub berjuluk The Reds Giant itu tampaknya percaya pada kemampuan Andik  memberi efek positif kepada skuadnya.


T-Team - Rahmad Darmawan, Satia Bagdja, Rasiman, dan Kurnia Sandy

Eksodus pelatih-pelatih ternama Indonesia juga terjadi di periode akhir 2015 lalu. Eks Pelatih Persija, Rahmad Darmawan, direkrut oleh T-Team. Menuju Negeri Jiran, pria yang akrab disapa RD ini turut membawa rekan-rekannya dari Indonesia seperti Satia Bagdja, Rasiman, dan Kurnia Sandy.


Satia yang berposisi sebagai asisten pelatih memang sudah sejak dari Persebaya Surabaya bekerja sama dengan RD. Rasiman diproyeksikan jadi analis video, dan Kurnia Sandy diplot sebagai asisten pelatih kiper.


Kolaborasi ke-4 pelatih tersebut sudah memberikan hasil yang memuaskan. Mereka berhasil membawa T-Team promosi ke kompetisi kasta tertinggi Malaysia usai menang di laga playoff melawan ATM FA.




Timor Leste

Karketu Dili FC – Abdulrahman, Titus Bonai, dan Patrich Wanggai

Sepakbola di Timor Leste saat ini sedang bergairah. Klub-klub Liga Amadora mulai coba mendatangkan pemain berkualitas top guna menambah semarak kompetisi.


Salah satu peserta Liga Amadora, Karketu Dili FC, bahkan langsung jor-joran. Mereka langsung membajak 3 pemain asal Indonesia, yang merupakan jebolan tim nasional.


Abdulrahman dari Persib Bandung, serta duo Sriwijaya FC, Titus Bonai dan Patrich Wanggai, dikontrak untuk 1 musim ke depan.


Carsae FC – Oktovianus Maniani dan Imanuel Wanggai

Tak ingin kalah dengan calon pesaing, Carsae FC, yang juga akan berlaga di Liga Amadora ikut menggaet pemain asal Indonesia. Mereka sejauh ini sudah mendapatkan Oktovianus Maniani dan Imanuel Wanggai.


Kedua pemain ini dikontrak untuk 1 tahun ke depan, dan diharapkan mampu memberi kontribusi positif. Tadinya Carsae juga mengincar gelandang Persija Jakarta, Ramdani Lestaluhu. Namun, itu gagal karena keluarga pemain asal Tulehu, Maluku itu tak mengizinkannya. (one)