Komite Ad Hoc Putar Otak Agar Bisa Temui Presiden
Rabu, 6 Januari 2016 - 05:30 WIB
Sumber :
- Marco Tampubolon/VIVAnews
VIVA.co.id - Komite Ad-Hoc Reformasi PSSI kembali menggelar rapat, bertempat di kediaman Ketua Komite, Agum Gumelar pada Selasa 5 Januari 2016. Dalam rapat ke-3 yang digelar tim bentukan FIFA dan AFC ini, seluruh anggota Komite Ad Hoc Reformasi hadir.
Tentunya tanpa perwakilan dari pemerintah, yang sudah menyatakan sikap enggan mengirim wakilnya dalam tim ini. Usai melangsungkan rapat, Agum pun mengumukan hasil yang sudah dicapai.
Hasilnya, Komite Ad Hoc Reformasi masih akan terus mengupayakan pemerintah mau mengirim wakilnya bergabung dalam tim ini. Agum juga menjelaskan, pihaknya sudah melakukan banyak langkah agar bisa membangun komunikasi dengan pemerintah.
Mantan Menkopolkam dan Menhub ini juga terus mengupayakan agar bisa bertemu langsung dengan presiden. Ini guna membahas kisruh sepakbola tanah air yang tak kunjung usai.
"Di pertemuan kedua kita coba mundur selangkah, untuk memberi kesempatan kepada pemerintah untuk bergabung. Tapi ternyata, itu tidak berhasil. Jadi, dalam rapat ketiga ini kita harus tetap optimis, karena masyarakat masih menginginkan peran komite ini," kata Agum kepada wartawan.
"Tapi, kita juga punya batas waktu sampai akhir Februari. Karena kita akan menunggu keputusan ongres FIFA. Seandainya keinginan kita pemerintah akan bergabung tidak berhasil, maka keputusan yang paling mungkin adalah kita akan kena suspension melalui kongres FIFA. Dan itu sangat buruk dampaknya buat persepakbolaan kita," sambungnya.
Selain itu Agum juga mengatakan, akan melakukan komunikasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan persepakbolaan tanah air.
"Kita akan melakukan roadshow komunikasi dengan pihak-pihak terkait. Kita akan berkomunikasi dengan KOI, KONI, termasuk media, agar punya pengertian utuh kepada komite ini," lanjut Agum.
"Kami sangat berharap bisa menghadap bapak presiden. Kami akan berusaha untuk meminta bapak presiden agar mau menerima kami. Karena, harapan terakhir hanya ada di bapak presiden," tuntasnya.
Agum mengaku jika berbagai upaya yang dilakukannya untuk bisa menemui presiden, senantiasa mendapatkan hambatan. Karena Agum beserta jajarannya, optimis jika pembentukan tim ini adalah untuk menjadi mediator keinginan pemerintah, terkait reformasi tata kelola sepakbola Indonesia.
Baca Juga :
Tentunya tanpa perwakilan dari pemerintah, yang sudah menyatakan sikap enggan mengirim wakilnya dalam tim ini. Usai melangsungkan rapat, Agum pun mengumukan hasil yang sudah dicapai.
Hasilnya, Komite Ad Hoc Reformasi masih akan terus mengupayakan pemerintah mau mengirim wakilnya bergabung dalam tim ini. Agum juga menjelaskan, pihaknya sudah melakukan banyak langkah agar bisa membangun komunikasi dengan pemerintah.
Mantan Menkopolkam dan Menhub ini juga terus mengupayakan agar bisa bertemu langsung dengan presiden. Ini guna membahas kisruh sepakbola tanah air yang tak kunjung usai.
"Di pertemuan kedua kita coba mundur selangkah, untuk memberi kesempatan kepada pemerintah untuk bergabung. Tapi ternyata, itu tidak berhasil. Jadi, dalam rapat ketiga ini kita harus tetap optimis, karena masyarakat masih menginginkan peran komite ini," kata Agum kepada wartawan.
"Tapi, kita juga punya batas waktu sampai akhir Februari. Karena kita akan menunggu keputusan ongres FIFA. Seandainya keinginan kita pemerintah akan bergabung tidak berhasil, maka keputusan yang paling mungkin adalah kita akan kena suspension melalui kongres FIFA. Dan itu sangat buruk dampaknya buat persepakbolaan kita," sambungnya.
Selain itu Agum juga mengatakan, akan melakukan komunikasi dengan berbagai pihak yang terkait dengan persepakbolaan tanah air.
"Kita akan melakukan roadshow komunikasi dengan pihak-pihak terkait. Kita akan berkomunikasi dengan KOI, KONI, termasuk media, agar punya pengertian utuh kepada komite ini," lanjut Agum.
"Kami sangat berharap bisa menghadap bapak presiden. Kami akan berusaha untuk meminta bapak presiden agar mau menerima kami. Karena, harapan terakhir hanya ada di bapak presiden," tuntasnya.
Agum mengaku jika berbagai upaya yang dilakukannya untuk bisa menemui presiden, senantiasa mendapatkan hambatan. Karena Agum beserta jajarannya, optimis jika pembentukan tim ini adalah untuk menjadi mediator keinginan pemerintah, terkait reformasi tata kelola sepakbola Indonesia.