Piala Presiden Usai, Para Pelatih Desak Liga Bergulir Lagi
Kamis, 22 Oktober 2015 - 04:01 WIB
Sumber :
- ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id
- Para pelatih seperti Rully Nere, Nilmaizar, dan Fakhri Husaini mengatakan saat ini pelaku sepakbola tidak membutuhkan turnamen-turnamen yang terus diwacanakan Menpora Imam Nahrawi.
Pasalnya, turnamen itu hanya sebatas eforia saja dan tidak ada manfaatnya untuk meningkatkan prestasi apalagi kondisi sepakbola Indonesia terkena sanksi FIFA akibat intervensi pemerintah.
Baca Juga :
"Yang paling penting lagi perlu diungkapkan kepada Presiden bahwa wewenang memutar kompetisi itu ada pada federasi dalam hal ini PSSI bukan Tim Transisi," jelasnya.
Dalam kondisi sepakbola Indonesia terkena sanksi FIFA, kompetisi pun digelar sangat riskan. Sebab, juara dari kompetisi tersebut dipastikan tidak bisa tampil pada event yang digelar AFC maupun FIFA.
"Kembalikan dulu fungsi PSSI dengan mencabut SK pembekuan. Dengan demikian program pembinaan bisa berjalan di dalam negeri dan tim sepakbola nasional bisa kembali tampil di ajang internasional," ungkap Nilmaizar mantan pelatih Timnas Senior.
Nil menambahkan bahwa di turnamen Piala Presiden ia menilai banyak tim yang bermain tidak maksimal. Alasannya, kondisi pemain yang tampil tidak prima karena tidak melakukan persiapan maksimal seperti saat menghadapi kompetisi.
"Kualitas Piala Presiden itu jauh lebih baik jika ada kompetisi karena kondisi fisik pemain pasti terjaga dengan baik. Ya, kalau yang ada hanya turnamen maka kondisi pemain tidak maksimal karena mereka hanya menjalani latihan saat menjelang pertandingan saja," kata pelatih Semen Padang ini.
"Turnamen tetap diperlukan, tapi hanya sebatas utk melengkapi kompetisi. Keliru kalau turnamen terus dilaksanakan utk mengambil alih peran kompetisi. Omong kosong itu, tidak pernah ada sejarahnya di dunia ini ada tim nasional yg tangguh lahir dari turnamen. Wajar kalau Jokowi kurang paham, banyak hal yg harus dipikirkan, soal asap aja sudah mumet," tambah mantan pelatih Timnas U-16 dan U-19, Fakhri Husaini.