Beda Kelas Zidane dan Indra Sjafri, Juara Sejati Tak Puji Diri Sendiri
- pssi
VIVA – Zinedine Zidane menolak dipuji meskipun sukses membawa Real Madrid juara LaLiga 2019/2020. Pemikiran, filosofi sepakbola yang dianutnya tumpah menjadi strategi yang ampuh untuk Real Madrid mengalahkan Villarreal 2-1 di Estadio Alfredo Di Stefano, Jumat dini hari WIB, 17 Juli 2020.
Kemenangan itu membuat Madrid menyudahi dominasi Barcelona dalam dua musim belakangan ini. Poin 86 milik Los Blancos sudah tidak bisa lagi dikejar El Barca di satu pertandingan sisa.
Ada yang lebih mengerikan, Madrid menjelma jadi tim yang sulit ditaklukkan setelah kompetisi ditangguhkan. Sejak restart, Madrid menyapu 10 pertandingan dengan kemenangan.
Inilah momen krusial di mana Madrid bisa menyalip Barcelona yang sebelumnya memimpin klasemen saat kompetisi ditangguhkan. Bagi Zidane, gelar LaLiga 2019/2020 menjadi trofi ke-11 yang ia persembahkan selama dua periode menangani Madrid.
Rinciannya, 2 LaLiga (2016-2017, 2019-2020), 2 Piala Super Spanyol (2017-2018, 2019-2020), 2 Piala Super Eropa (2016-2017, 2017-2018). 2 Piala Dunia Antarklub (2016-2017, 2017-2018), 3 Liga Champions (2015–2016, 2016–2017, 2017–2018).
Pencapaian itu terbilang luar biasa karena Zidane meraihnya hanya dalam 209 pertandingan. Artinya, Zidane mempersembahkan satu piala tiap 19 pertandingan.
Meski telah berhasil menyumbang banyak trofi untuk Madrid, Zidane menolak dipuji. Dia menyadari keberhasilan itu bukan cuma karena perannya. Justru, dia merasa bukan sosok yang paling penting dalam keberhasilan Madrid itu.
Bagi Zidane, sepantasnya pujian itu diberikan kepada para pemain yang selama ini bertarung habis-habisan demi nama besar tim.
"Kami adalah yang terbaik karena kami mendapat poin terbanyak, itu saja. Bagi saya, ini adalah salah satu hari terbaik saya sebagai seorang profesional," kata Zidane, dikutip Marca.
"Tapi, para pemain yang bertarung. Memang benar bahwa saya memiliki peran saya, tetapi mereka adalah orang-orang yang percaya. Tim ini punya karakter yang mengesankan," sambungnya.
Sikap Zidane menolak pujian itu berbanding terbalik dengan apa yang pernah diucapkan Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri. Saat menukangi Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2019, mantan pelatih Bali United itu berapi-api memuji dirinya sendiri.
Momen itu terjadi pasca Timnas U-23 lolos ke babak final. Sebelumnya, Indra memimpin anak asuhnya menjalani semifinal melawan Myanmar di Rizal Memorial Stadium, Sabtu 7 Desember 2019. Setelah melewati perpanjangan waktu, Garuda Muda menang dengan skor 4-2.
Dalam konferensi pers setelah laga, Indra mengutarakan penilaian atas dirinya sendiri. Bahkan dengan lantang menyatakan kesiapan melatih Timnas Indonesia senior.
"Tolong sampaikan dan tulis di semua media di Indonesia, yakni ‘Indra Sjafri adalah pelatih yang memiliki progres yang baik,’" ujar pelatih asal Sumatera Barat itu.
Sayang, kepercayaan diri sang pelatih membuat sayap Garuda Muda patah. Mereka harus puas menjadi runner up usai takluk 0-3 dari Vietnam di final.
Baca Juga
Mengerikan, Ketika Pukulan Mike Tyson Bikin Remuk Papan Selancar
Mengenaskan, 9 Atlet yang Terjerembab ke Lembah Hitam Film Porno
Fakta Mengerikan Benzema Setelah Real Madrid Juara LaLiga