Bengawan Cup 2018 Batal Digelar
- Dok. Kaukus Anak Gawang
VIVA – Bengawan Cup 2018 sedianya menjadi edisi keempat turnamen antarklub sepakbola wanita. Namun, Kaukus Anak Gawang selaku panitia pelaksana memilih untuk menangguhkan sementara.
Ajang yang pertama kali bergulir sejak 2015 ini padahal selalu mampu memunculkan animo publik. Banyak klub sepakbola wanita yang baru dibentuk lantas berminat untuk ikut serta.
Untuk edisi keempat kali ini saja, tercatat ada 25 klub yang mengajukan diri untuk meramaikan. Namun, panitia yang bergerak sejak beberapa bulan lalu ke daerah-daerah mendapati hal tidak menyenangkan.
“Kami senang kampanye yang kami lakukan selama ini mendapat respons positif dari teman-teman klub putri dan pemain. Tapi dalam proses perjalanan kami menemukan beberapa catatan yang menjadi perhatian serius,” ujar Nurhilda Yanti, sekretaris Kaukus Anak Gawang, Jumat 26 Oktober 2018.
Hilda menuturkan, pihaknya mendapati adanya fenomena negatif, di mana klub-klub bersitegang. Bahkan sampai merembet kepada para pemain itu sendiri.
“Kondisi ini justru muncul di saat kami bersama tim tengah mencari formulasi terbaik untuk memfasilitasi semua peminat. Mungkin ada kesalahan dari pihak kami, sebelum ketegangan ini akan membuat masalah ke depan, yang justru akan menimbulkan ketidakharmonisan semua pihak, dengan pertimbangan ini, untuk musim 2018 Bengawan Cup kami tangguhkan,” tuturnya.
Hilda menjelaskan, peminat Bengawan Cup bukan cuma datang dari klub untuk jadi peserta. Beberapa daerah bahkan berani mengajukan diri sebagai tuan rumah, seperti yang disodorkan Pemerintah Kabupaten Kediri lewat klub Putri Candra Kirana.
Pengajuan menjadi tuan rumah bukan cuma untuk 2018, tapi juga untuk pelaksanaan 2019 dan 2020. Hilda mengatakan sudah intens berkomunikasi dengan daerah dan klub.
"Kami belum tahu sampai kapan penangguhan ini, tapi yang pasti kami sudah berkomunikasi dengan seluruh pihak terkait, termasuk juga dengan Candra Kirana dan juga dari pemerintah pusat serta PSSI sebagai pembina kami. Pada prinsipnya mereka memahami," tutur Hilda.