Kemenpora Siap Bantu Federasi Futsal Indonesia

Sesmenpora, Gatot S Dewa Broto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ridho Permana

VIVA – Federasi Futsal Indonesia (FFI) sedang bekerja keras dalam persiapan menjadi tuan rumah AFF Club Futsal Championship 2018 dan AFC Club Futsal Championship 2018 di Yogyakarta. Namun, mereka menemui sejumlah kendala terkait biaya pabean perlengkapan.

Sebagai tuan rumah, FFI sedianya akan mendapat bantuan berupa alat-alat penting, mulai dari bola, tiang gawang, hingga lantai lapangan. Semua itu dikirimkan langsung oleh Konfederasi Sepakbola Asia (AFC).

Namun, arang tersebut tak lantas akan langsung sampai. Karena harus melewati mekanisme administrasi di kepabeanan bea cukai. Hal seperti ini kerap terjadi, termasuk pada yang dialami oleh PSSI saat menerima bantuan berupa lapangan sintetis dari FIFA.

Melihat kesulitan yang dihadapi oleh FFI, kemudian Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto memastikan bakal membantu. Sebab, pihaknya memiliki kewenangan akan hal tersebut.

“Prisipnya kami dukung, karena itu kegiataan official, kedua, seandainya ada kendala sejauh kami bisa membantu tolong, bersurat ke kami. Contoh seperti ini, ada kendala saat memasukan barang, ada peraturan menteri keuangan yang memungkinkan kemenpora untuk men-zero-kan biaya pabean, sejauh itu untuk keperluan alat olahraga,” ujar Gatot.

Belum lama ini, menurut Gatot masalah yang sama dialami oleh Persatuan Olahraga Layar Indonesia (Porlasi). Sejumlah barang negara peserta Kejuaraan Layar Asia tertahan di bea cukai dengan alasan administrasi.

“Kemarin yang jadi masalah itu sebarnya tidak harus ribet, jika pihak layar sudah berkirim surat kepada kami sejak jauh-jauh hari kepada kami. Pasti kami bantu, ibarat kami seperti templete langsung kirim surat,” lanjut Gatot.

Selain bersiap membantu aspek administrasi terkait hukum yang berlaku di negara ini, dukungan juga terlihat ditunjukan kemenpora, lewat respons positif saat mendengar pemaparan terkait persiapan pelaksaaan dua ajang garapan FFI.

Standar tinggi yang diberlakukan AFC terkait venue, membuat Indonesia sebagai tuan rumah terkendala beberapa hal. Fasilitas wajib single seat yang tersedia di tribun dua venue GOR UNY dan GOR Amongrogo.

Sedang faktanya, dari total kapasitas yang dimiliki kedua GOR ini, hanya baru setengah kurang tribun yang sudah menggunakan single seat. Konsekuensinya, FFI tidak bisa menjual tiket sesuai kapasitas maksimal GOR.

“Saya juga dengar masalah di sport centernya, di GORnya, karena aturan internasional tribun harus single seat. Kami yang berhak membuat peraturan regulasi stadion, kami akan mendorong, strong recommended, pada Pemerintah Daerah, jika nanti kalau membuat stadion atau GOR harus memperhatikan ini, seperti soal single seat, karena kalau tidak nanti jadi dua kali kerja,” terang Gatot.

Selain dukungan adminstrasi, dan komitmen mendorong standarisasi pembangunan venue, kembali Gatot menjelaskan, pihaknya sangat berkeinginan agar dua ajang ini sukses. Baik sukses prestasi maupun penyelenggaraan.

“Semoga nanti kegiatan futsal bisa sukses, diluar konsentrasi kami di Asian Games 2018, turnamen-turnamen lain baik singlet atau mutli event lain juga harus sukses, pasti akan kami bantu,” tuturnya.