Defisit APBNP Sepanjang 2017 Mencapai 2,57 Persen
- VIVA/Anwar Sadat
VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, realisasi defisit anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2017 mencapai 2,57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka ini disebut jauh lebih rendah di bawah batas maksimal defisit APBNP 2017, yang ditetapkan sebesar 2,92 persen.
"APBNP 2017 menunjukkan realisasi yang menggembirakan, dilihat dari seluruh komponen. Defisit APBN 2017 hanya 2,57 persen, ini di bawah, bahkan dari range proyeksi 2,6-2,7 persen," kata Sri Mulyani di kantornya, Selasa 2 Januari 2018.
Kinerja defisit tersebut diperoleh dari belanja negara, yang realisasinya mencapai Rp2.001,6 triliun atau 93,8 persen dari target APBNP, dan pendapatan negara yang mencapai Rp1.655,8 triliun atau 95,4 persen dari target APBNP.
Artinya, defisit anggaran sepanjang pelaksanaan APBNP 2017 secara jumlah berada di angka Rp345,8 triliun.
"APBN masih memiliki daya dorong, namun kesehatan dan sustainibilitas juga terjaga baik," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Di satu sisi, ia mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia berdasarkan proyeksi Kementerian Keuangan, akan berada di angka 5,05 persen. Untuk realisasi data pertumbuhan ekonomi sendiri, saat ini masih menunggu survei dari otoritas statistik.
"Perekonomian Indonesia di 2017 diperkirakan masih akan tumbuh di kisaran 5,05 persen, terutama disumbangkan konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Ini menunjukkan adanya pergerakan momentum dan usaha baik di investasi atau ekonomi lainnya," katanya.
Sepanjang 2017, dia mengatakan, kebijakan pengelolaan ekonomi dan realisasi APBN juga menunjukkan momentum belanja yang di baik, dengan terbangunnya sejumlah pekerjaan infrastruktur.
"Kami juga melihat upaya pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi dan kepercayaan global, juga mendorong penurunan suku bunga SPN (surat perbendaharaan negara) dan penguatan rupiah," ujarnya. (one)