Minat Generasi Millenial pada Barang Mewah Meningkat?

Ilustrasi belanja di mal
Sumber :
  • Pexels/freestocks.org

VIVA.co.id – Minat dan ketertarikan generasi milenial atau generasi yang lahir di antara tahun 1980-an sampai 2000-an terhadap merek atau barang mahal diklaim meningkat.

Cicilia King, Brand Manager Christian Dior Couture, dalam paparan pada sesi Luxury Business: How Heritage Brand Facing The Truth of Millenials menyebut, bahwa menurut sejumlah survei, 45 persen pasar global untuk barang bermerek akan didominasi oleh generasi millenial.

Sayang, Cicilia tidak menjelaskan secara detail survei yang menjadi rujukannya tersebut. Meski demikian, ia percaya bahwa peningkatan tersebut disebabkan oleh tingginya ketertarikan terhadap suatu merek mahal, dan ingin tetap selalu mengikuti perkembangan terkini.

"Jadi saya pikir ya ada (peningkatan)," ungkap Cicilia, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis malam, 5 Oktober 2017.

Namun, Cicilia enggan menyebut secara rinci, apakah pertumbuhan pelanggan millenial tersebut juga terjadi pada Christian Dior. "I cannot say kalau di Dior seperti apa."

Dalam rilis laporan terbarunya, yang berjudul, ‘Bling it on: What makes a millennial spend more’, Deloitte, firma penasihat keuangan dan konsultan internasional, menemukan fakta menarik terkait dengan pola belanja barang mewah pada generasi millenial. Survei ini berdasarkan lebih dari 1.000 milenial, berusia 20-30 tahun, di Amerika, Inggris, Italia dan China.

Salah satu yang cukup menarik yakni bahwa ternyata generasi milenial Amerika tertinggal jauh di belakang negara lain dalam pembelian barang fesyen atau barang mewah kelas atas. Lebih dari seperempat millenial Amerika melaporkan tidak melakukan pembelian barang mewah sebesar USD$ 500 atau lebih dalam 12 bulan terakhir.

Millenial China menempati peringkat pertama (57,7 persen), dengan melakukan pembelian minimal satu barang mewah dalam 12 bulan terakhir. Secara rata-rata, sebanyak 50,1 persen generasi millenial membeli sedikitnya satu barang mewah dalam satu tahun terkahir.

Meski minat untuk membeli barang mewah terbilang cukup tinggi, masih menurut survei yang sama, generasi millenial tetap mengutamakan kualitas ketika membeli barang-barang mewah. Generasi ini secara teliti akan melihat dan membandingkan kualitas dan juga selisih harga melalui perbandingan secara online dan juga forum diskusi.

Secara global, hampir 40 persen konsumen generasi millenial mengatakan, kualitas merupakan faktor terpenting yang menarik perhatian mereka. Hampir dua kali lipat proporsi yang mengutip aspek kemewahan yang paling menarik berikutnya, keunikannya. Hal ini pula yang diungkapkan oleh Cicilia.

"Mereka tertarik yang autentik, jadi enggak bisa sesuatu yang biasa saja. Mereka mau lihat sesuatu yang original. Jadi mereka generasi yang transparan karena mereka bisa mengakses semua informasi real time dan trending-nya apa," kata Cicilia.

Untuk itu, lanjut Cicilia, hal terpenting bagi suatu merek dalam menawarkan barang mewah kepada pelanggan milenial dengan menawarkan pengalaman yang berbeda. Barang yang ditawarkan, mesti menjadi yang pertama terpikirkan oleh milenial ketika membeli suatu barang mewah.

"Mereka itu kalau beli satu produk, apa experience yang bisa mereka terima, mereka enggak cukup gitu, misal di servisnya atau mereka bisa go to digital, jadi value add-nya, suatu yang express me. Harus ada strong point of view, yang related dan culture masih jadi suatu yang value added." (mus)