Indonesia 'Laris Manis' Diburu Agen Pariwisata Myanmar
- VIVA.co.id/Zahrotustianah
VIVA.co.id – Indonesia Tourism Table Top (ITTT) sukses digelar untuk pertama kalinya di Myanmar, Jumat, 14 Juli 2017. Dalam acara ini, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia mempertemukan 10 agen atau operator dari Indonesia (sellers) dengan para agen travel dari Myanmar (buyers) yang direkomendasikan oleh KBRI Yangon dan Union Myanmar Travel Association (UNMTA).
Acara ini disambut antusias para pelaku bisnis pariwisata Myanmar. Semula menargetkan 30 agen dari buyers, peminat ITTT di Myanmar ini membludak hingga lebih dari seratus agen. Kemenpar RI pun terpaksa membatasinya hingga 63 agen.
Hal tersebut diamini para sellers dari Indonesia. Dahlia Ginting dari Lisa Tours and Travel mengatakan, animo Myanmar lebih tinggi dari Kamboja dan Laos yang jadi target pasar di rangkaian acara ini. Begitu juga dengan Jackson Kho dari MG Destinations Jakarta yang mengaku kewalahan menanggapi para buyers.
"Saya sampai beberapa kali terlambat (berputar ke meja lain) karena waktunya terlalu singkat untuk enam hingga tujuh buyers dalam satu table. Banyak yang tak sempat bertanya akhirnya," ujar Jackson.
Sementara itu, Robbie Arisutantyo, Managing Director of Electra Tour and Travel mengungkap salah satu kendala yang dirasakan para buyers dari Myanmar. Tidak tersedianya maskapai yang membuka penerbangan langsung membuat wisatawan Myanmar sulit ke Indonesia.
"Mereka sangat antusias. Hanya saja, sayangnya, belum ada direct flight dari Myanmar ke Indonesia. Orang Myanmar cenderung malas transit lama-lama, apalagi jika grup," ujar Robbie kepada VIVA.co.id di Yangon, Myanmar.
Selain menggelar pertemuan bisnis atau B to B meeting dengan round robin system (buyers meet sellers), dilakukan juga sesi presentasi produk oleh perwakilan industri pariwisata Indonesia dari Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) dan perwakilan maskapai penerbangan dari Jetstar. (mus)