Dua Tahun Lagi, Rasio Elektrifikasi Maluku Saingi Jawa
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan, rasio elektrifikasi Provinsi Maluku dan Maluku Utara pada 2019 bakal menyamai rasio elektrifikasi di Pulau Jawa. Perusahaan pelat merah penyedia listrik ini optimistis, rasio elektrifikasi Maluku mencapai 92 persen pada dua tahun mendatang.
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Nicke Widyawati mengatakan, desa berlistrik di Maluku hingga tahun 2016 sudah mencapai 1.666 desa dari total desa yang ada sebanyak, 2.390. Nicke menjelaskan, akan ada sebanyak 535 desa yang akan terlistriki pada rentang tahun 2017-2019.
"Karena rasio di Maluku dan Malut ini memang masih lebih baik dibanding Papua. Kalau tahun 2019 sudah 92 persen maka tidak akan beda jauh dengan Jawa," kata Nicke di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 15 Mei 2017.
Dia mengatakan, perseroan menyediakan listrik dalam rangka mendukung program nawacita pemerintah. Investasinya, meningkat sebesar 381 persen atau lebih dibanding tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan investasi itu dapat dilakukan perseroan karena ada kebijakan subsidi tepat sasaran.
"Karena Maluku Utara ini banyak yang pulau kecil, sehingga sisa 30 persen yang belum terlistriki itu adalah daerah paling sulit sehingga butuh biaya mahal untuk bangun itu," kata dia.
Lebih lanjut dia menuturkan, pada tahun 2017 ditargetkan dapat melistriki sebanyak 197 desa di Maluku dan Maluku Utara dengan investasi Rp721 miliar. Tahun 2018, sebanyak 196 desa dengan investasi Rp907 miliar. Dan pada tahun 2019 sebanyak 142 desa dengan investasi Rp641 miliar.
Strategi melistriki desa, sambung dia, akan dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, untuk desa yang sudah terhubung dengan Jaringan Transmisi (Grid) maka akan dilakukan perpanjangan atau Extension Grid jika jaraknya masih di bawah 500 meter.
"Tapi bagaimana kalau jauh? Itu nanti kita bangun baru dengan berkelompok, misalnya bangun jaringan 20 kilo Volt, yang setempat itu saja," ujar dia.
Di sisi lain, dia menambahkan, Kementerian ESDM kini juga tengah melakukan pembangunan solar system (panel tenaga surya). Hal itu juga menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan sistem kelistrikan. Namun tantangan terbesar dalam melistriki Maluku dan Papua adalah keterbatasan ketersediaan dan akurasi data, serta kondisi geografis medan, dan keterbatasan sarana transportasi.
"Misalnya kami harus membawa material ke gunung dan pulau kecil, mendirikan tiang di pulau Karang. Kondisi-kondisi seperti ini yang kerap kami jumpai.” (mus)