Ini Cara Menyalurkan BBM di Daerah Terpencil Kalimantan

Ilustrasi-Kilang minyak Pertamina
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

VIVA.co.id – Letak geografis suatu daerah akan mempengaruhi jenis lembaga penyalur bahan bakar minyak (BBM) yang akan beroperasi. Apalagi jika daerah terpencil atau terluar seperti di Kalimantan, hal ini akan mempengaruhi cara penyaluran BBM ke masyarakat.

Area Manager Communication and Relations Kalimantan PT Pertamina (Persero), Alicia Irzanova, mengatakan, ada empat jenis lembaga penyalur BBM yang dapat digunakan untuk menyukseskan program BBM Satu Harga di daerah terpencil tersebut.

Empat jenis tersebut adalah Agen Premium dan Minyak Solar (APMS), Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Modular, APMS Tangki Khusus, dan SPBU Mini.

“Keempat jenis lembaga penyalur tersebut digunakan sesuai dengan kondisi atau karakteristik lokasi penyaluran BBM,” kata Alicia dalam keterangan tertulisnya, Selasa 28 Maret 2017.

Dijelaskan Alicia, APMS adalah unit lembaga yang dioperasikan untuk melayani kebutuhan BBM sekitar 40-80 kilo liter (KL) per hari. Pengoperasian unit ini dengan bangunan standar sederhana dan menggunakan drum sebagai sarana penimbunan. Sedangkan, SPBU Modular dioperasikan untuk melayani kebutuhan sekitar 40-200 KL per hari.

"Tidak seperti SPBU di kota yang memiliki sarana timbun dan penjualan tersendiri, SPBU ini terdiri dari satu modul yang digunakan untuk sarana penimbunan sekaligus sarana penjualan," jelasnya.

Adapun, APMS tangki khusus dengan perkiraan penjualan sebesar 40-200 KL. Penyalurannya menggunakan mesin pompa dan sarana penimbunan menyesuaikan dengan volume pengiriman kapal.

Sedangkan, SPBU Mini yaitu unit dengan bangunan seperti SPBU yang biasa berada di kota-kota pada umumnya. Namun, unit bangunan SPBU mini lebih sederhana. Untuk menunjang hal ini, disertai jumlah dispenser atau pompa maksimal dua unit dengan perkiraan penjualan sekitar 100-300/KL per hari.

 "Daerah terpencil namun dapat dijangkau dengan akses darat dapat menggunakan moda transportasi angkutan darat berupa truk atau mobil tangki. Lembaga penyalur yang disarankan untuk karakter geografis seperti ini adalah APMS atau SPBU Modular," ujarnya.

Dikatakan dia,  untuk lokasi daerah yang tak dapat diakses dengan transpotasi darat seperti pegunungan bisa memakai dua pilihan. Dua pilihan itu menggunakan mobil tangki dan kapal pengangkut (barge). Kemudian, ada opsi lain dengan menggunakan moda transportasi sungai, atau menggunakan moda tranportasi udara untuk jika tidak dapat diakses melalui sungai.
 
Sementara itu, contoh penyaluran BBM yang menggunakan transportasi sungai adalah di Kecamatan Long Apari, Mahakam hulu, Kalimantan. Menurut dia, proses distribusi BBM menggunakan kapal ke Long Apari memang sulit. Pasalnya, pengiriman BBM yang dilakukan dengan kapal jenis self propelled oil barge (SPOB) melintasi rute Samarinda – Long Bagun – Long Pahangai dan Long Apari selama 10 jam.

"Sedangkan, contoh untuk penyaluran BBM dengan moda transportasi pesawat udara yang sudah terelisasi di Kalimantan adalah di Krayan, Nunukan. Lembaga penyalur yang disarankan untuk daerah dengan tipologi alam seperti itu adalah APMS dengan tangki khusus atau APMS dengan drum," katanya.