2017, BI Hati-hati Perlonggar Kebijakan Moneter
- REUTERS/Iqro Rinaldi
VIVA.co.id – Bank Indonesia akan bersikap hati-hati dalam menerapkan kebijakan moneternya pada tahun depan. Sebab, perkembangan ekonomi global masih penuh ketidakpastian.
Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juda Agung mengaku arah kebijakan moneter bank sentral tetap menyeimbangkan antara stabilitas dan upaya mendorong pemulihan ekonomi.
Ia juga mengaku rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan menaikkan tingkat suku bunga acuan (Fed Rate) hingga tiga kali pada 2017, itu di luar prediksi sebelumnya. Karena itu, otoritas moneter Indonesia lagi-lagi akan meninjau kembali perkembangan tersebut.
“Kami akan reassessment. Kami prediksi (The Fed) menaikkan (bunga acuan) dua kali di tahun depan. Tetapi, kami akan memantau, apakah itu dua, atau tiga kali. Tetap penuh ketidakpastian," ungkap Juda di Jakarta, Kamis 15 Desember 2016.
Seperti diketahui, selama dua bulan terakhir, Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga acuan, atau 7 Day Reverse Repo Rate di level 4,75 persen. Keputusan ini dinilai sejalan dengan perkembangan perekonomian global yang masih belum pulih.
Selain itu, rencana Presiden AS terpilih Donald Trump yang akan ekspansif di sektor fiskal, tentu akan mendorong adanya kenaikan inflasi di negeri Paman Sam. Inflasi itu, merupakan indikator The Fed dalam menentukan arah kebijakan moneter.
Pihak The Fed mengatakan bahwa peluang untuk menaikkan Fed Rate di tahun depan semakin terbuka lebar. (asp)