Jokowi Yakin RI Tak Lagi Impor Jagung Mulai 2018
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo menghadiri peringatan Hari Pangan se-Dunia yang dipusatkan di Boyolali, Jawa Tengah, pada Sabtu, 29 Oktober 2016. Kepala Negara menargetkan Indonesia berhenti mengimpor jagung paling lambat tahun 2018.
Presiden mengungkapkan, pada tahun lalu sejumlah bahan pangan masih impor dari negara lain. Bahan pangan itu meliputi beras, jagung, kedelai, buah-buahan, gula, dan lain-lain.
"Tahun lalu beras kita masih impor, kedelai masih impor, jagung masih impor, buah-buahan masih impor, gula juga masih impor," katanya saat berpidato dalam peringatan Hari Pangan se-Dunia itu.
Meski tahun lalu masih mengimpor, bahan pangan beras hingga Oktober 2016 tidak lagi mengimpor dari negara lain. "Untuk beras, saya pastikan hingga akhir Desember nanti tidak ada impor. Jika saya lihat di lapangan tadi (panen raya), saya optimistis, jika semuanya bekerja keras, akan selesai," katanya.
Impor jagung, kata Presiden, turun hingga 60 persen. Bahkan, harga jagung kini juga mengalami lonjakan cukup tinggi. Saat Presiden kunjungan ke Dompu dan Jawa Timur pada tahun lalu, petani jagung mengeluhkan harga jualnya yang rendah mencapai Rp1.500 per kilogram.
"Saat itu Menteri Pertanian minta dibuatkan Perpres (Peraturan Presiden). Jadi jika harga rendah, Bulog (Badan Urusan Logistik) harus mengeluarkan jurus dengan membeli jagung dengan harga Rp2.700 per kilogram. Bahkan, saya dengar di lapangan ?harga jagung meloncat tinggi sekali menjadi Rp3.100 per kilogram," ujarnya.
Dengan kondisi seperti itu, kata Presiden, ada keuntungan besar bagi petani jagung. Kondisi itu akan merangsang para petani untuk menanam jagung. "Itu bisa membuat petani bergairah kembali untuk menanam jagung karena hasilnya besar," katanya.
Jokowi pun menargetkan Indonesia tidak mengimpor lagi jagung paling lambat 2018. "Saya yakin, insya Allah, jagung tidak akan impor lagi. Keyakinan saya itu berdasarkan dari melihat para petani jagung," ujarnya.
(ren)