Banjir di Tol, Jasa Marga Ganti Rugi Kendaraan yang Rusak

Banjir di KM 37 Tol Jakarta Cikampek
Sumber :
  • Twitter TMC Polda
VIVA.co.id
- Banjir yang menggenangi jalan tol Jakarta Cikampek KM 34 dan 37 sempat mengganggu aktivitas lalu lintas di lajur tersebut. Banjir ini pun menyebabkan kemacetan hingga 25 Kilometer dari lokasi luapan air.


Direktur Operasi PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Christantio Prihambodo, mengatakan, bahwa selaku pengelola jalan tol, Jasa Marga akan memberikan insentif ganti rugi kepada pemilik kendaraan yang mengklaim kerusakan kendaraan akibat banjir di jalan tol sesuai dengan aturan.


"Tapi terkait banjir kemarin. Sampai dengan saat ini tidak ada yang klaim kendaraan rusak akibat banjir. Memang ada antrean panjang karena banjir, tetapi saya sampaikan klaim akan kami ganti akibat nyata-nyata itu adalah kesalahan badan," ujar Christianto di Kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta, Senin 15 Februari 2016.


Chris menegaskan Jasa Marga telah melakukan berbagai upaya untuk mengatur kemacetan akibat banjir yang terjadi di wilayah tersebut, seperti pengalihan dan penutupan gerbang tol.


"Memang ada antrean panjang karena banjir, itu kami blok. Yang sudah melintas kami derek sampai keluar, tapi untuk itu, Tidak ada yang klaim, faktanya di lapangan aman," terang dia.


Menurut dia, banjir yang terjadi di ruas tol Jakarta-Cikampek Km 34 dan Km 37 akibat adanya perubahan tata ruang di wilayah sekitar, sehingga terjadi luapan air dari Danau Rawa Binong dan Setu Alam Sari.


"Ini akibat curah hujan tinggi dan perubahan kawasan semua aliran air ke kedua danau itu. Karena tidak menampung makanya meluap akhirnya ke jalan tol," kata Chris.

Terkait adanya perubahan tata ruang di sekitar jalan tol, Jasa Marga lanjut Chris, sedang berkoordinasi dengan pihak pengelola kawasan tersebut untuk membangun penampungan air seluas 3 hektare, mencegah luapan air dari dua danau tersebut.

Sementara untuk mengantisipasi sementara banjir serupa di jalan tol pada musim penghujan ini, Jasa Marga telah melakukan pemasangan sementara sand bag (kantung pasir) di ruas jalan tol itu.

"Kemudian terkait dengan koordinasi kita juga sudah lakukan koordinasi dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) Terkait koordinasi bagaimana tindak lanjut area-area tersebut untuk pengembangan wilayah," lanjut Chris. (ren)