Alasan Mentan Curiga Ada Mafia Beras

Menteri Pertanian Amran Sulaiman
Sumber :
  • Danar Dono/VIVA.co.id

VIVA.co.id - Stok beras di sejumlah pasar besar yang ada di Indonesia menunjukkan angka tidak wajar. Hal tersebut terlihat dari sangat banyaknya stok yang menumpuk di masa paceklik, dan jatuhnya harga beras serta pangan lainnya.

Hal tersebut disampaikan menteri pertanian, Amran Sulaiman, pada diskusi dengan media di Lampung , Jumat, 12 Februari 2016..

"Dari tujuh pasar besar di Indonesia, ada peningkatan sangat drastis yang tak wajar dalam setahun terakhir," ujar Amran.

Menurutnya, peningkatan jumlah stok beras pada Januari-Februari tahun ini mencapai 136 persen dari periode yang sama tahun lalu.

"Di pasar beras induk Cipinang misalnya, stok beras per 9 Februari tahun 2015 adalah 29.458 ton. Sedangkan per 9 februari 2016 mencapai 52 ribu ton lebih. Pasar Johar Karawang tahun lalu 11.783 ton, tahun ini 20.953 ton. Perlu diingat, ini bukan masa panen raya. Peningkatan segitu berasal dari mana kalau bukan mafia," kata Amran.

Peningkatan drastis stok beras tersebut juga terjadi di lima pasar besar utama lainnya, yaitu Pasar Tanah Tinggi Tangerang, Pasar Lamongan Jawa timur, Pasar Beringharjo Jogja, Pasar Caringin Bandung, dan Pasar Dargo Semarang.

"Ini baru tujuh pasar. Belum termasuk pasar lainnya. Bayangkan, Januari-Februari sedang masa paceklik. Tapi, tiba-tiba stok membludak. Harga drop semua, petani dirugikan," jelasnya.

Amran mencurigai adanya oknum yang sengaja menimbun beras, sehingga saat ini terjadi penumpukan stok. Penumpukan stok yang sangat masif ini mengakibatkan turunnya harga beras dan beberapa pangan lainnya.

"Gabah, bawang, kedelai, jagung, semua mengalami penurunan. Kita lihat masih paceklik, namun harga sudah jatuh," katanya. (ase)