Wapres Imbau Perbankan Pangkas Suku Bunga
Jumat, 15 Januari 2016 - 23:39 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla turut mengapresiasi Bank Indonesia (BI) yang telah memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 0,25 basis poin menjadi 7,25 persen. Di sisi lain, JK mengimbau perbankan nasional agar segera memangkas tingkat suku bunga bank.
"Jadi orang berpikir lebih baik hidup dengan bunga daripada berusaha," kata Jusuf Kalla dalam sambutannya di Hotel Kempinski Jakarta, Jumat, 15 Januari 2016.
Dia menilai, selama ini bank menerapkan suku bunga tinggi sehingga memberikan pengaruh negatif pada masyarakat. Padahal, menurutnya, selain menerapkan tingkat suku bunga yang seimbang, perbankan harusnya bertanggung jawab mengubah pola pikir masyarakat agar tidak bergantung pada suku bunga tinggi. Dengan demikian akan tercipta daya saing dan tumbuhnya pola pikir bisnis yang benar.
Lebih jauh, Wapres meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ikut terlibat dalam mengubah pola pikir masyrarakat yang cenderung mengejar tingkat bunga ini.
"Saya katakan, berapa pun OJK kampanye memperbesar pasar modal, tidak akan jalan selama bunga deposito tinggi. Akibatnya 65 persen pasar modal kita dikuasai asing. Ini membahayakan bangsa," katanya.
Baca Juga :
"Jadi orang berpikir lebih baik hidup dengan bunga daripada berusaha," kata Jusuf Kalla dalam sambutannya di Hotel Kempinski Jakarta, Jumat, 15 Januari 2016.
Dia menilai, selama ini bank menerapkan suku bunga tinggi sehingga memberikan pengaruh negatif pada masyarakat. Padahal, menurutnya, selain menerapkan tingkat suku bunga yang seimbang, perbankan harusnya bertanggung jawab mengubah pola pikir masyarakat agar tidak bergantung pada suku bunga tinggi. Dengan demikian akan tercipta daya saing dan tumbuhnya pola pikir bisnis yang benar.
Lebih jauh, Wapres meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ikut terlibat dalam mengubah pola pikir masyrarakat yang cenderung mengejar tingkat bunga ini.
"Saya katakan, berapa pun OJK kampanye memperbesar pasar modal, tidak akan jalan selama bunga deposito tinggi. Akibatnya 65 persen pasar modal kita dikuasai asing. Ini membahayakan bangsa," katanya.