Ketika Daging Sapi 'Menghilang' di Pasar

Pedagang sapi mogok jualan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA.co.id - Sudah sejak beberapa hari terakhir di pasar tradisional sejumlah daerah daging sapi 'menghilang' dari pasaran. Harga jualnya pun menjadi melonjak tajam dan memaksa pembeli mengurangi minat beli mereka.

"Stok ada biar tidak banyak. Tapi pembeli yang tidak ada. Harganya mahal, jadi kami ikut merugi, karena daging tak laku dan membusuk," ujar seorang pedagang  di pasar tradisional Segiri Kalimantan Timur Nadir, Senin 10 Agustus 2015.

Saat ini harga jual daging sapi telah menembus Rp125 ribu dari sebelumnya Rp105 ribu atau Rp110 ribu per kilogram.

"Harga jual dari pemasok memang sudha tinggi. Jadi kami pun harus menaikkan harga juga," ujar Nadir.

Kini, sebagian besar pedagang sapi mulai berhenti berjualan. Khususnya bagi pedagang yang tak memiliki modal yang cukup untuk membeli daging dari pemasok.

"Dulu sebelum harga naik, kami bisa menjual dua ekor sapi per hari. Kini sudah tidak bisa lagi. Sepuluh kilo saja susah bukan main," kata pedagang lainnya Sukirno.

Tembus 60 Persen

Kondisi serupa dialami pedagang di Pasar Serpong Tangerang Selatan. Tingginya harga jual memaksa pedagang tak berjualan lagi di pasar.

"Kenaikan harganya sudah mencapai 60 persen dari harga awal. Pedagang dan pembeli tak sanggup bertahan," ujar seorang pedagang Ardi.

Di Tangerang Selatan, per kilogram daging sapi sudah dihargai Rp150 ribu. Kenaiakan itu sudah dirasakan sejak sepekan lalu.

"Karena itu kami memilih tutup lapak hingga Rabu (12/8/2015). Mungkin ada perubahan harga setelah hari itu," ujar Ardi.

Slamet, pedagang bakso di Kramatjati Jakart Timur, Senin ini tak bisa jualan lantaran tak ada daging sapi di pasar. Dia mengaku, daging yang biasanya mudah didapat, kali ini sangat sulit.

""Selain sulit juga mahal sekali, jadi kami terpaksa libur," katanya.


Asho Andi & Iksan Bakti