Likuidasi Petral Diharapkan Rampung April 2016
Rabu, 13 Mei 2015 - 15:24 WIB
Sumber :
- Antara/ Andika Wahyu
VIVA.co.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menargetkan likuidasi PT Pertamina Trading Limited (Petral) selesai pada April tahun depan.
"Usai dilikuidasi aset-aset Petral dan grupnya akan berpindah kepada Pertamina," kata Rini dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta. Rabu, 13 Mei 2015.
Rini menjelaskan, dalam proses likuidasi, antara lain audit investigasi terhadap Petral, apabila terdapat tindakan pelanggaran hukum dan potensi pidana, pemerintah bisa melaporkan kepada pihak hukum.
Mantan menteri perindustrian dan perdagangan ini pun meminta agar direksi melakukan proses likuidasi secara transparan dan melaporkannya. "Kami meminta kepada direksi untuk transparan dan memberikan laporan kepada pemegang saham sehingga semua dapat terlihat dengan baik," kata dia.
Menurut Rini keberadaan Petral sudah menimbulkan pandangan-pandangan buruk seperti tidak transparannya kegiatan bisnis anak usaha Pertamina itu.
"Ini harus dilihat apakah aktivitasnya bisa dipindahkan di Indonesia sehingga melakukan efisiensi sehingga harapan kita membuat Pertamina semakin kuat dan semakin dapat berkompetisi dengan baik dan semakin terlihat," kata dia.
Seperti diketahui Petral berlokasi di Hong Kong. Pertamina mengklaim menguasai 100 persen saham Petral. Namun, ada sejumlah pihak lain tercatat sebagai pemegang saham Petral.
Baca Juga :
"Usai dilikuidasi aset-aset Petral dan grupnya akan berpindah kepada Pertamina," kata Rini dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta. Rabu, 13 Mei 2015.
Rini menjelaskan, dalam proses likuidasi, antara lain audit investigasi terhadap Petral, apabila terdapat tindakan pelanggaran hukum dan potensi pidana, pemerintah bisa melaporkan kepada pihak hukum.
Mantan menteri perindustrian dan perdagangan ini pun meminta agar direksi melakukan proses likuidasi secara transparan dan melaporkannya. "Kami meminta kepada direksi untuk transparan dan memberikan laporan kepada pemegang saham sehingga semua dapat terlihat dengan baik," kata dia.
Menurut Rini keberadaan Petral sudah menimbulkan pandangan-pandangan buruk seperti tidak transparannya kegiatan bisnis anak usaha Pertamina itu.
"Ini harus dilihat apakah aktivitasnya bisa dipindahkan di Indonesia sehingga melakukan efisiensi sehingga harapan kita membuat Pertamina semakin kuat dan semakin dapat berkompetisi dengan baik dan semakin terlihat," kata dia.
Seperti diketahui Petral berlokasi di Hong Kong. Pertamina mengklaim menguasai 100 persen saham Petral. Namun, ada sejumlah pihak lain tercatat sebagai pemegang saham Petral.