Cara Solo Lestarikan Kaligrafi China

Kaligrafi China
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq
VIVA.co.id
- Berbagai cara dilakukan untuk memperingati perayaan Tahun Baru Imlek, yang jatuh pada tanggal 19 Februari 2015 mendatang. Salah satunya, seperti yang dilakukan di Solo, yakni menggelar belajar menulis kaligrafi China atau shufa di pinggir jalan.


Kegiatan belajar menulis shufa tersebut berjudul Shufa on The Street. Belajar menulis seni kaligrafi China tersebut dipusatkan di sisi utara Benteng Vastenburg Solo ‎atau tepatnya di pinggir Jalan Mayor Kusmanto, Gladak, Solo.


Puluhan peserta yang ikut pelatihan belajar menulis shufa tampak antusias mendengarkan arahan dari para pembimbing.


Dalam kegiatan ini, peserta mendapatkan alat perlengkapan untuk menulis kaligrafi China, di antaranya kuas maopi, tinta China dan kertas concord.


Para peserta pun langsung memulai menggoreskan tinta dengan menggunakan kuas di atas kertas. Mereka menulis kaligrafi dengan meniru tulisan yang telah disediakan oleh pihak panitia.

Peserta yang terdiri dari siswa TK hingga mahasiswa, dan umum pun tampak semangat untuk belajar menuis seni kaligrafi China.

Ketua Panitia Shufa on The Street, Gunawan Yudo, mengatakan kegiatan belajar menulis kaligrafi China ini dilakukan di alam terbuka sesuai dengan tema kegiatan 'Shufa on The Street'.

Antusiasme masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini pun cukup tinggi, yakni mencapai 80 peserta.

"Kegiatan ini terbuka untuk umum. Selain mereka yang pernah belajar sastra mandari di UNS (Universitas Sebelas Maret), para peserta juga ada yang berasal dari tingkat SD hingga mahasiswa. Mereka ikut belajar karena penasaran," kata dia, di Solo, Minggu 15 Februari 2015.


Seperti diketahui, bahwa shufa atau kaligrafi China adalah seni menulis tradisional China yang mempunyai keunikan gaya dan goresan.


Shu berarti tulis, sedangkan Fa berarti teknik. Shufa merupakan teknik menulis atau seni menulis.


Kegiatan ‎Shufa on The Street, disebutkan dia, diadakan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan untuk meramaikan peringatan Tahun Baru Imlek. Kegiatan kali ini merupakan yang kedua kalinya digelar selama dua tahun terakhir.


‎"Karena sifatnya untuk belajar menulis seni kaligrafi China, maka kami juga mendatangkan ahli shufa di Solo untuk mendampingi para peserta. Beliau adalah Pak Bahtiar Kaslam, serta tiga dosen dari sastra China UNS," sebutnya.


Dalam seni tulis kaligrafi China, Gunawan menjelaskan, bahwa ada beberapa poin yang menjadi kriteria penilaian. Yakni, keramaian guratan tulisan, goresan alur dari tulisan kaligrafi.


"Nah, dalam kegiatan ini, mereka harus menulis 'Selamar Tahun Baru Imlek' dengan kaligrafi China," ucapnya.


Lebih lanjut, dia mengungkapkan, tujuan digelarnya kegiatan ini sebagai bentuk untuk melestarikan serta mengembangkan seni tulis kaligrafi China, mengingat jumlah ahli shufa di Solo hanya dalam hitungan jari.


"Selain mengenalkan seni shufa kepada masyarakat Solo, kegiatan ini juga menjadi bagian untuk melestarikan seni kaligrafi China. Acara Shufa on The Street ini juga untuk mencari bibir-bibit baru yang ahli shufa," kata dia.


Salah satu peserta Shufa on The Street, Neni Anggraini Jatmiko Putri, mengaku cukup senang bisa ikut dalam kegiatan belajar menulis kaligrafi China. Selain cukup menantang, belajar shufa juga memerlukan kesabaran.


"Shufa itu gampang-gampang sulit. Sulitnya itu untuk menentukan tebal dan tipisnya tulisan," akunya.


Untuk menjadi ahli shufa, dikatakan dia, harus menguasai semua teknik supaya hasil tulisan kaligrafinya cukup bagus.


Untuk itu, ke depannya, dia mengatakan, akan terus belajar shufa supaya bisa ikut melestarikan dan mengembangkan seni tulis kaligrafi China ini.


"Saya sudah dua kali mengikuti kegiatan ini. Sejumlah teknik menulis shufa juga sudah menguasainya," paparnya. (ren)


Baca juga: