Drop Out Kuliah, Pria Ini Sukses Bisnis Daur Ulang Sampah
- BBC News
VIVA.co.id - Tom Szaky adalah pendiri dan Chief Executive perusahaan sosial TerraCycle, perusahaan daur ulang limbah.
Dikutip dari laman BBC News, Kamis 12 Februari 2015, Tom menceritakan usahanya itu. Tahun lalu, TerraCycle membukukan pendapatan US$20 juta dan mempekerjakan 115 orang.
Model bisnis yang dijalankannya adalah mencari limbah dan mengubahnya menjadi barang daur ulang yang memiliki nilai ekonomis. Dia mengumpulkan limbah yang umumnya sulit untuk didaur ulang, seperti puntung rokok, bekas pembungkus kopi, atau bekas pembungkus biskuit.
Sampah itu, kemudian dia olah menjadi barang daur ulang, atau bisa digunakan kembali. Untuk limbah yang digunakan kembali, sebelumnya dia sudah bekerja sama dengan produsen untuk memasok wadah bekasnya, agar bisa digunakan kembali.
Selain itu, dia juga mengubah limbah menjadi tas, bangku, atau tempat sampah, dan benda lainnya.
Ide bisnis
Menurut Tom, ide bisnis mendaur ulang sampah berasal dari pengalaman pribadinya sendiri.
Tom lahir di Hungaria dan ikut pindah bersama orangtuanya, saat berusia empat tahun ke Kanada. Saat berusia 10 tahun, Tom mulai terinspirasi mendaur ulang sampah, karena terinspirasi tetangganya.
Keinginannya berwirausaha semakin besar, tetapi tak kesampaian, karena dia harus sekolah. Kemudian, pada 2002, saat berusia 19 tahun, dia memutuskan keluar dari Princenton University di New Jersey demi mengejar mimpinya untuk berwirausaha.
Saat itu, orangtuanya sangat kecewa dengan keputusannya itu, karena orang tuanya menganggap pendidikan yang paling utama.
"Saya tahu, mereka sangat sedih. Tetapi, saat itu saya hanya berpikir ini hidup saya, dan saya akan melakukan apa pun yang saya inginkan. Sebuah keputusan yang sangat sulit, antara memenuhi keinginan pribadi dan membuat orangtua sedih. Tetapi, saya berjanji akan membuat bangga orangtua saya dengan kesuksesan saya," kenangnya.
Produk pertama yang dibuat Terra Cycle adalah pupuk organik yang terbuat dari cacing tanah. Dalam lima tahun, perusahaan bisa membuat pendapatan US$4 juta. Tetapi, kemudian mengalami kerugian. Saat itu, Tom sadar bahwa dia telah melakukan pendekatan yang salah.
Dari situ, kemudian dia memutuskan lebih memilih bisnis mendaur ulang sampah. Menurutnya, sebagai pengusaha ada dua pilihan, apakah berbuat baik bagi lingkungan, tetapi tidak mendapatkan apa-apa, atau berbuat kerusakan bagi lingkungan tapi mendapatkan uang yang berlimpah.
Tom memilih merawat lingkungan dan menghasilkan uang. Keuletan dan ketekunannya kini berhasil. Usaha daur ulang Tom berbuah hasil. Tahun lalu, Tom menyumbang US$6 juta untuk amal. (asp)
Baca juga: