ECB Tolak Obligasi Yunani untuk Talangi Likuiditas Perbankan
- REUTERS/Ralph Orlowski
VIVA.co.id - Bank Sentral Eropa (ECB) meningkatkan tekanan pada Yunani dengan melarang negara yang sedang dilanda utang tersebut, menggunakan obligasi sebagai jaminan atas pinjaman likuiditas.
Seperti diberitakan Telegraph, Kamis 5 Februari 2015, pejabat ECB mengatakan surat pernyataan yang memungkinkan Yunani untuk menukar (swap) obligasi untuk likuiditas akan tidak lagi berlaku mulai tanggal 11 Februari.
Artinya, Athena kini akan kelabakan menyediakan likuiditas puluhan miliar euro untuk perbankan dalam beberapa pekan mendatang. Hampir dapat dipastikan, suku bunga pun akan menjadi kurang menarik.
Langkah akan dipandang secara luas sebagai upaya ECB untuk mengisolasi Yunani, kecuali jika melakukan kesepakatan reformasi baru.
Menurut ECB, keputusan itu sejalan dengan ketentuan pada Eurosystem, di mana saat ini tidak mungkin untuk menganggap peninjauan kembali terhadap program bailout akan berhasil menemukan kesepakatan.
Pemberitaan mengenai langkah ECB memicu bursa saham anjlok tajam. Indeks Dow Jones Industrial Average menghapus semua keuntungan yang diraih pada bursa Rabu dengan penurunan 0,8 persen.
Nilai tukar euro pun merosot lebih dari 1 persen terhadap dolar AS dan 0,8 persen terhadap poundsterling. Pasar emas juga terpuruk.
"Ini berarti bahwa kita tidak akan memiliki solusi mulus dan bagus untuk masalah Yunani, maka investor akan ambil langkah risk-off," ujar David Keeble, analis di Credit Agricole.
Imbal hasil obligasi AS jatuh empat basis poin ke level 1,75 persen, setelah sehari sebelumnya naik lima basis poin ke posisi 1,84 persen yang merupakan tertinggi sejak 23 Januari.
Analis lainnya menilai bahwa ini jelas merupakan tindakan balas dendam ECB dan Uni Eropa terhadap pemerintahan baru Yunani.
"Saya pikir, ini memalukan. Anda melihat pasar saham, yang telah naik lebih dari 100 poin, setelah ini mencapai batas itu langsung turun dan obligasi juga turun," kata Mark Grant, analis dari Southwest Securities.
Kondisi ini terjadi hanya beberapa jam, setelah Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis melakukan pertemuan dengan Presiden ECB Mario Draghi di Frankfurt. (asp)
Baca juga: