Inggris Desak Yunani Akhiri Kebuntuan dengan Kreditor
Selasa, 3 Februari 2015 - 07:26 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Inggris tak mau berdiam diri melihat ketegangan di antara Yunani dan negara-negara di kawasan Uni Eropa. Menteri Keuangan Inggris George Osborne telah memperingatkan bahwa kegagalan Yunani membuat kesepakatan dengan kreditor internasionalnya dapat menjadi ancaman terbesar bagi upaya ekonomi global.
"Kebuntuan antara Yunani dan zona euro menjadi risiko terbesar bagi ekonomi global, dan itu meningkatkan ancaman ke perekonomian kita," ujar Osborne setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis di London, seperti diberitakan Telegraph,
Selasa 3 Februari 2015.
Osborne mendesak Yunani dan seluruh negara zona euro lainnya agar bertindak dengan penuh tanggung jawab untuk berusaha mengurangi tumpukan utang dan renegosiasi perjanjian bailout senilai 240 milair euro (setara 180 miliar pound sterling).
Inggris sendiri pun merasa kebuntuan antara Yunani dan para kreditor itu berisiko menggagalkan upayanya dalam pemulihan.
"Kami memiliki rencana yang di Inggris dan dalam waktu tidak pasti, sekarang bukan saatnya untuk meninggalkan rencana itu," kata Osborne.
Dalam kesempatan yang sama, Varoufakis mengapresiasi bahwa pertemuannya dengan Osborne itu sebagai sesuatu yang "sangat konstruktif" dan memberikan "sebuah nafas segar" bagi penentuan langkah Yunani ke depan. Ia pun memastikan bahwa Yunani akan mencapai kesepakatan dengan kreditornya dalam waktu dekat, setidaknya dalam hitungan hari.
"Kami memiliki tekad untuk mengakhiri berlarut-larutnya siklus dan kepura-puraan yang telah memberikan luka menyakitkan bagi Yunani di sisi zona euro, yang bahkan untuk Inggris merupakan keprihatinan besar, karena krisis deflasi tentu pertanda tidak baik untuk masa depan ekonomi Inggris," kata Varoufakis.
Varoufakis memanfaatkan kunjungannya ke London untuk berdialog dengan Osborne. Ini pertama kalinya Varaoufakis menjelaskan tentang bagaimana ia berencana merestrukturisasi utang negaranya.
Ia mengatakan ingin mengganti utang dengan obligasi yang dapat memacu pertumbuhan, menargetkan wajib pajak, dan menggenjot surplus neraca perdagangan yang permanen.
Obligasi yang terkait produk domestik bruto (PDB) dikenal sebagai obligasi Bisque, dicetuskan oleh ekonom John Maynard Keynes untuk negara-negara yang berada dalam tekanan pada 1930-an.
Mereka akan meninggalkan kreditor secara terbuka jika telah memiliki perkiraan pertumbuhan yang sangat optimistis untuk Yunani.
Baca Juga :
"Kebuntuan antara Yunani dan zona euro menjadi risiko terbesar bagi ekonomi global, dan itu meningkatkan ancaman ke perekonomian kita," ujar Osborne setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis di London, seperti diberitakan Telegraph,
Osborne mendesak Yunani dan seluruh negara zona euro lainnya agar bertindak dengan penuh tanggung jawab untuk berusaha mengurangi tumpukan utang dan renegosiasi perjanjian bailout senilai 240 milair euro (setara 180 miliar pound sterling).
Inggris sendiri pun merasa kebuntuan antara Yunani dan para kreditor itu berisiko menggagalkan upayanya dalam pemulihan.
"Kami memiliki rencana yang di Inggris dan dalam waktu tidak pasti, sekarang bukan saatnya untuk meninggalkan rencana itu," kata Osborne.
Dalam kesempatan yang sama, Varoufakis mengapresiasi bahwa pertemuannya dengan Osborne itu sebagai sesuatu yang "sangat konstruktif" dan memberikan "sebuah nafas segar" bagi penentuan langkah Yunani ke depan. Ia pun memastikan bahwa Yunani akan mencapai kesepakatan dengan kreditornya dalam waktu dekat, setidaknya dalam hitungan hari.
"Kami memiliki tekad untuk mengakhiri berlarut-larutnya siklus dan kepura-puraan yang telah memberikan luka menyakitkan bagi Yunani di sisi zona euro, yang bahkan untuk Inggris merupakan keprihatinan besar, karena krisis deflasi tentu pertanda tidak baik untuk masa depan ekonomi Inggris," kata Varoufakis.
Varoufakis memanfaatkan kunjungannya ke London untuk berdialog dengan Osborne. Ini pertama kalinya Varaoufakis menjelaskan tentang bagaimana ia berencana merestrukturisasi utang negaranya.
Ia mengatakan ingin mengganti utang dengan obligasi yang dapat memacu pertumbuhan, menargetkan wajib pajak, dan menggenjot surplus neraca perdagangan yang permanen.
Obligasi yang terkait produk domestik bruto (PDB) dikenal sebagai obligasi Bisque, dicetuskan oleh ekonom John Maynard Keynes untuk negara-negara yang berada dalam tekanan pada 1930-an.
Mereka akan meninggalkan kreditor secara terbuka jika telah memiliki perkiraan pertumbuhan yang sangat optimistis untuk Yunani.