6 Kontraktor Garap Proyek Fisik MRT Jakarta
- MRT Jakarta
VIVAnews - Pemerintah DKI Jakarta telah bersiap memulai proses pembangunan mega proyek trasportasi massal (Mass Rapid Transit/MRT) setelah sekian lama diwacanakan. Rencananya pengerjaan fisik proyek infrastruktur ini yang bakal beroperasi November 2016 ini akan melibatkan enam kontraktor berbeda dengan kontraktor utama dari Jepang.
"Dengan adanya pembagian enam paket pengerjaan fisik berarti akan ada enam kontraktor berbeda yang akan ditetapkan sebagai pemenang lelang. Syarat utamanya, kontraktor yang mendaftar harus kontraktor utamanya dari Jepang dan kontraktor partner dari lokal," ujar Direktur Teknik PT MRT Jakarta, Rachmadi, di Jakarta, Sabtu, 16 April 2011.
Menurut Rachmadi, pemenang tender enam paket pekerjaan fisik proyek MRT akan diumumkan pada pertengahan tahun ini. Dasar hukum penetapan sendiri akan menggunakan Keputusan Presiden dan mengacu pada JICA guidelines.
Keenam paket tersebut terbagi atas tiga paket fisik permukaan tanah dan tiga paket fisik bawah tanah. Tiga paket fisik permukaan tanah tersebut yaitu cp 101 yang dimulai dari depo Lebakbulus hingga Fatmawati, paket cp 102 untuk pekerjaan fisik dari Blok M hingga Al-Azhar, dan paket cp 103 dari Patung Pemuda hingga Senayan.
Sedangkan untuk pengerjaan paket fisik bawah tanah, PT MRT Jakarta membagi paket terdiri dari cp 104 dari Senayan sampai Istora, paket cp 105 dari Setiabudi hingga Bendhil, dan paket cp 106 mulai dari Dukuh Atas hingga Bundaran HI.
Rahmadi mengatakan, untuk keseluruhan pengerjaan proyek tersebut, PT MRT bakal melibatkan kontraktor utama dari Jepang. Alasannya, kontraktor Jepang sudah terkenal piawai dalam membangun konstruksi bangunan bawah tanah dan bangunan tahan gempa.
Disamping itu, keterlibatan kontraktor Jepang bisa menjadi kesempatan bagi perusahaan lokal mempelajari teknik pembangunan bangunan bawah tanah.
“Ketersediaan materi dasar konstruksi jalan dan bangunan asal Indonesia telah memiliki standar yang tidak kalah dengan bahan dari luar negeri. Contohnya seperti beton, konstruksi sipil. Hanya metodanya saja yang masih harus belajar," kata Rachmadi.
Sementara itu, Head Corporation Communication PT MRT Jakarta, Manpalagupta Sitorus, menambahkan proses prakualifikasi tender melalui MRT diharapkan bisa menyaring kontraktor yang berkualitas untuk menggarap proyek besar tersebut.
Diharapkan konstruksi MRT Tahap I dapat dilaksanakan pada Juni 2012. Sedangkan pendanaan dari pihak JICA akan cair setiap ada progress dalam pembangunan.
Seperti diketahui, pada tahap pertama pemprov DKI Jakarta akan membangun terlebih dulu jalur MRT Utara-Selatan, dengan proyek awalnya yakni rute Lebakbulus-Bundaran HI. Pembangunan rute ini, membutuhkan dana hingga 144,322 miliar yen atau sekitar Rp15 triliun.
Dana tersebut terbagi menjadi dana porsi pinjaman sebesar 120,017 miliar yen atau hanya sebesar 0,2 persen dan pembangunannya diambil dari APBN dan APBD sebesar 24,305 miliar yen.
Lintasan MRT rute Lebak Bulus-Bundaran HI direncanakan akan sepanjang 15,5 kilometer dengan rincian 10,5 kilometer di permukaan tanah, serta 5 kilometer di bawah tanah. Sebanyak enam stasiun bawah tanah pun juga akan dibangun di sepanjang rute tersebut, yakni di Masjid Al Azhar, Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran Hotel Indonesia, dan tujuh stasiun elevated yakni di Lebakbulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.
Nantinya, MRT diharapkan mampu mengangkut 960.000 orang per hari
dengan headway per 5 menit. Target waktu perjalanan dari Lebak Bulus-Bundaran HI mencapai 30 menit. (umi)