IHSG Ambruk hingga Kena Trading Halt, Investor Wait And See

Papan elektronik IHSG
Papan elektronik IHSG
Sumber :
  • Chandra Gian Asmara/VIVA.co.id

Jakarta, VIVA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkena pembekuan sementara (trading halt) pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS). Sejumlah analis menyoroti sentimen yang membebani laju indeks mulai dari rumor mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani, kebijakan The Fed hingga tingginya aksi jual (net sell) asing.

Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk memberhentikan sementara perdagangan karena IHSG ambruk lebih dari 5 persen. Hingga sesi I, indeks menyusut 6,11 persen ke level 6.076,08. Perdagangan akan dilanjutkan pukul 11:49:31 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan.

"Hal ini dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi BEI Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat," tulis Sekretaris BEI, Kautsar Primadi Nurahmad, dalam keterangan resmi dikutip pada Selasa, 18 Maret 2025.

Trading halt biasa dilakukan jika terjadi fluktuasi harga yang ekstrem. Langkah ini diambil guna mencegah kerugian besar para investor.

IHSG. (foto ilustrasi)

IHSG. (foto ilustrasi)

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Analis Panin Sekuritas Reydi Octa menuturkan, penyebab IHSG anjlok hingga terkena trading halt dipicu sejumlah faktor,  seperti sikap wait and see para investor menanti keputusan suku bunga acuan The Fed. Hampir 99 persen meyakini The Fed akan menahan suku bunga di level 4,25-4,5 persen pada pertemuan Rabu, 19 Maret 2025.

Menurutnya, investor cenderung memilih instrumen dengan risiko rendah (low risk) untuk mengamankan dana mereka. Suku bunga yang masih tinggi berpeluang menawarkan keuntungan lebih besar.

Reydi melihat bahwa penurunan IHSG turut dipicu aksi jual asing, terutama terhadap saham-saham sektor perbankan. Buktinya, nilai transaksi sepanjang sesi pertama tembus Rp Rp 10,17 triliun.

"Kemarin asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp 848 miliar yang didominasi penjualan di sektor perbankan besar," ucap Reydi.

Sejalan dengan Reydi, VP Marketing, Strategy & Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi, menyoroti tekanan jual asing yang masih sangat kuat. Sampai 17 Maret 2025, investor asing asing mencatatkan outflow sebesar Rp 26,9 triliun.

Ilustrasi Investasi

Photo :
  • pexels.com/Leeloo The First

"Jika IHSG berlanjut hingga turun 5 persen dan lebih maka kemungkinan halt trading dapat dilakukan oleh regulator untuk menstabilkan pasar," kata Audi. 

Audi membeberkan, kemerosotan signifikan IHSG menunjukkan anomali. Di mana bursa di kawasan Asia melesat, seperti Nikkei naik 1,4 persen, Shanghai meningkat 0,09 persen, STI melambung 1 persen dan FKLCI melonjak 1 persen.

"Hal ini bisa menunjukkan kekhawatiran investor akan ekonomi Indonesia dan pasar keuangan," jelas Audi.

Lebih lanjut, Audi menilai penurunan indeks disebabkan downgrade terhadap saham-saham Indonesia oleh Morgan Stanley dan Goldman Sachs. Hal tersebut lantas menimbulkan kekhawatiran terkait melebarnya defisit anggaran seiring mendorong fiskal risk.

Artikel ini telah tayang di Investor Trust dengan judul, "Analis Ungkap Penyebab IHSG Anjlok 6% hingga Sempat Terkena Trading Halt Pertama”