Danantara Menuju 6 Besar Dunia, Begini Perbandingannya dengan SWF Global
- M Yudha P / VIVA.co.id
Jakarta, VIVA – Pemerintah Indonesia resmi membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai sovereign wealth fund (SWF) atau dana kekayaan negara. Lembaga ini bertugas mengelola aset-aset negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kehadiran Danantara ini diharapkan bisa meningkatkan efisiensi pengelolaan aset negara serta menarik investasi dalam dan luar negeri. Presiden RI Prabowo Subianto, bahkan percaya bahwa Danantara bisa menjadi salah satu SWF terbesar di dunia.
"Dengan total aset lebih dari US900 miliar, Danantara Indonesia akan menjadi salah satu dana kekayaan atau sovereign wealth fund negara terbesar di dunia," ujarnya dalam peluncuran Danantara di Istana Negara, Senin, 24 Februari 2025.
Menurut data yang dirilis oleh Algo Research Estimates dan SWF Institute, Danantara memiliki aset awal sekitar US$600 miliar atau setara Rp9.600 triliun (kurs Rp16.000 per USD). Lalu, dengan target pertumbuhan yang telah ditetapkan, asetnya diproyeksikan mencapai US$982 miliar atau sekitar Rp15.712 triliun pada 2029. Jika tercapai, Indonesia akan memiliki sovereign wealth fund terbesar ke-6 di dunia.
Posisi Danantara di Antara Sovereign Wealth Fund Global
Berdasarkan perbandingan sovereign wealth fund global, Government Pension Fund Global (GPFG) Norwegia saat ini berada di posisi teratas dengan aset mencapai USD1.740 miliar atau sekitar Rp27.840 triliun. Disusul oleh China Investment Corporation (CIC) sebesar USD1.350 miliar atau Rp21.600 triliun, serta State Administration of Foreign Exchange (SAFE) China USD1.090 miliar atau Rp17.440 triliun.
Sementara itu, jika target aset Danantara tercapai, posisinya akan berada di atas Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi dan GIC Singapura. Berikut daftar lengkap sovereign wealth fund terbesar berdasarkan Assets Under Management (AUM):
1. GPFG (Norwegia) – USD1.740 miliar (Rp27.840 triliun)
2. CIC (China) – USD1.350 miliar (Rp21.600 triliun)
3. SAFE (China) – USD1.090 miliar (Rp17.440 triliun)
4. ADIA (Abu Dhabi) – USD1.060 miliar (Rp16.960 triliun)
5. KIA (Kuwait) – USD1.030 miliar (Rp16.480 triliun)
6. Danantara (Target 2029) – USD982 miliar (Rp15.712 triliun)
7. PIF (Arab Saudi) – USD925 miliar (Rp14.800 triliun)
8. GIC (Singapura) – USD800 miliar (Rp12.800 triliun)
9. Danantara (Aset Awal) – USD600 miliar (Rp9.600 triliun)
10. QIA (Qatar) – USD526 miliar (Rp8.416 triliun)
11. HKMA (Hong Kong) – USD514 miliar (Rp8.224 triliun)
Jika dilihat dari data tersebut, Danantara berpotensi menjadi salah satu pengelola aset terbesar di dunia. Namun, tantangan dalam tata kelola, transparansi, dan strategi investasi, akan menjadi faktor kunci dalam mencapai target tersebut.