Bantuan KIP Kuliah Boleh atau Tidak Jadi Modal Usaha?

KIP Kuliah
Sumber :
  • Puslapdik Kemendikbudristek

Jakarta, VIVA – Sebagai mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah, dana bantuan yang diberikan bertujuan untuk menunjang kebutuhan pendidikan. Biasanya, uang ini digunakan untuk membayar biaya hidup sehari-hari seperti tempat tinggal, transportasi, makan, serta keperluan akademik untuk buku dan diktat. Namun, muncul pertanyaan, apakah boleh uang KIP Kuliah dipakai sebagai modal usaha?

Pertanyaan ini menarik karena beberapa mahasiswa memiliki jiwa kewirausahaan dan ingin mencoba membangun bisnis kecil-kecilan di sela waktu kuliah. Salah satu kisah inspiratif datang dari Faron Ali Baihaqi, seorang mantan penerima KIP Kuliah (dulu bernama Bidikmisi) yang sukses membangun bisnis perikanan hingga ke pasar internasional.

Faron, yang berasal dari Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, memanfaatkan dana bantuan Bidikmisi sekitar Rp3,6 juta per semester sebagai modal awal berjualan ikan, seperti yang dilansir dari laman resmi Puslapdik. Berawal dari menjual 30 kg ikan dari rumah ke rumah, usahanya berkembang pesat hingga menjadi pemasok ikan ke restoran dan hotel. Beberapa tahun kemudian, bisnisnya melesat ke tingkat global dengan ekspor ikan ke 14 negara, menghasilkan kontrak bernilai Rp360 miliar per tahun.

Dalam sesi pembekalan mahasiswa penerima KIP Kuliah tahun 2024, Faron membagikan pengalamannya dan memberikan pandangan tentang bagaimana mengelola uang bantuan pendidikan dengan bijak. Menurutnya, meskipun KIP Kuliah ditujukan untuk biaya pendidikan, jika dikelola dengan baik, dana tersebut bisa menjadi awal membangun bisnis tanpa mengganggu tujuan utama, yaitu menyelesaikan studi.

Tips Mengelola Dana KIP Kuliah untuk Berwirausaha

KIP Kuliah

Photo :
  • Puslapdik Kemendikbud Ristek

Faron memberikan beberapa tips bagi mahasiswa penerima KIP Kuliah yang ingin memulai usaha tanpa mengorbankan kebutuhan pendidikan mereka:

  1. Kelola Keuangan dengan Bijak: Prioritaskan kebutuhan utama terlebih dahulu sebelum memikirkan modal usaha. Jangan sampai bisnis mengganggu kebutuhan dasar sehari-hari.
  2. Gunakan Waktu Luang untuk Belajar Kewirausahaan: Manfaatkan waktu di luar jam kuliah untuk mengembangkan keterampilan bisnis dan memahami dunia usaha.
  3. Bangun Jaringan dan Relasi: Perbanyak koneksi dengan sesama mahasiswa, dosen, dan pelaku usaha untuk mendapatkan insight dan peluang baru.
  4. Ikuti Program Inkubasi Bisnis di Kampus: Banyak perguruan tinggi memiliki program yang mendukung mahasiswa dalam berwirausaha, baik melalui pelatihan maupun pendanaan.
  5. Cari Hibah dan Kompetisi Kewirausahaan: Selain dana KIP Kuliah, mahasiswa bisa mencari peluang pendanaan tambahan dari kompetisi dan program hibah.
  6. Mulai dengan Skala Kecil: Jangan langsung berpikir besar. Mulai dari usaha kecil yang sesuai dengan modal yang dimiliki, baik online maupun offline.
  7. Bangun Portofolio untuk Masa Depan: Catat setiap perkembangan bisnis yang dijalankan untuk dijadikan pengalaman berharga setelah lulus.

Menurut Faron, langkah pertama dalam membangun usaha adalah mengenali minat dan potensi diri. Setelah menentukan bidang usaha yang sesuai, lakukan riset pasar dan susun rencana bisnis yang matang. Namun, yang paling penting adalah berani memulai.

“Menurut saya, yang paling penting dari semua itu adalah segera memulai,tidak takut mencoba, tidak takut gagal dan berani keluar dari zona nyaman,” kata Faron.

“Kesuksesan berhenti bukan ketika kita gagal, tetapi ketika kita menyerah dalam persaingan,” tambahnya.

Jadi, apakah uang KIP Kuliah boleh digunakan untuk modal usaha? Secara aturan, dana ini memang diperuntukkan untuk biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-hari mahasiswa. Namun, jika dikelola dengan baik tanpa mengganggu tujuan akademik, memanfaatkannya sebagai modal usaha bisa menjadi langkah cerdas untuk masa depan yang lebih cerah.