Saran Anindya Bakrie untuk India agar Investasi Energi Terbarukan Maksimal
- Dokumentasi Kadin Indonesia.
Jakarta, VIVA – Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie mengungkapkan masukannya terkait investasi sektor energi terbarukan di India. Investor asing, lanjutnya, membutuhkan kepastian, khususnya di regulasi.
"Hal ini khususnya menjadi tantangan bagi perusahaan yang terlibat dalam proyek energi terbarukan dan teknologi energi bersih di India," kata Anindya dalam keterangannya, Selasa, 28 Januari 2025.
Selain itu, tantangan infrastruktur dan integrasi jaringan energi India, khususnya untuk energi terbarukan menghadapi keterbatasan. Antara lain seperti kapasitas jaringan yang tidak memadai, kehilangan transmisi, dan keterlambatan dalam mengintegrasikan proyek energi terbarukan ke dalam jaringan. Sehingga, hal ini memengaruhi kelayakan dan profitabilitas investasi energi bersih.
Di sisi lain, pembiayaan dan pengembalian investasi alias return on investment (ROI) proyek energi bersih, dihadapkan pada keperluan akan modal awal yang signifikan. Namun, ketidakpastian regulasi, sengketa tarif, dan keterlambatan pembayaran dari utilitas dapat memengaruhi arus kas dan ROI.
"Ini adalah perhatian utama bagi perusahaan yang berfokus pada pengembangan atau penyediaan teknologi energi bersih," ujarnya.
Penyederhanaan Kebijakan
Dengan kondisi demikian, Anindya pun merekomendasikan bahwa India harus menyederhanakan kerangka kebijakan dan menawarkan kepastian jangka panjang. India harus memberikan kebijakan yang jelas, konsisten, dan jangka panjang bagi sektor energi bersih untuk menarik investasi asing.
Hal ini termasuk memastikan penerapan kebijakan energi terbarukan yang seragam di seluruh negara bagian, dan mengurangi penundaan prosedural dalam persetujuan. Menawarkan insentif yang disesuaikan seperti pengecualian pajak atau izin prioritas, bagi investor asing dalam proyek energi bersih, dapat membuat India lebih menarik bagi perusahaan Indonesia.
Pemerintah India dapat membangun platform bilateral untuk mempromosikan berbagi teknologi dan pengembangan bersama dengan perusahaan Indonesia. Ini dapat mencakup inisiatif penelitian kolaboratif untuk solusi energi bersih tingkat lanjut seperti hidrogen hijau, sistem penyimpanan energi, dan teknologi penangkapan karbon.
"Menyederhanakan peraturan kekayaan intelektual (IP) dan menawarkan pendanaan bersama untuk inovasi dapat lebih meningkatkan kerja sama," ujarnya.