Bos JPMorgan Sebut Kebijakan Tarif Trump Berdampak Positif, Lupakan Kekhawatiran Perang Dagang!
- UK Investor Magazine
Jakarta, VIVA – CEO JPMorgan, Jamie Dimon, menyambut hangat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) terkait tarif perdagangan terhadap mitra. Dimon menilai regulasi tersebut mampu memberikan dampak positif terhadap ketahanan ekonomi nasional AS.
Kebijakan kenaikan tarif AS terhadap sejumlah negara, seperti China, Meksiko, dan Kanada dikhawatirkan akan memicu perang dagang global oleh sebagian pihak. Selain itu, perubahan tarif impor juga diprediksi akan 'menyalakan' kembali inflasi negara Paman Sam.
Dimon memiliki pandangan yang berbeda dalam menilai kebijakan Trump. Menurutnya, pengenaan bea masuk yang lebih besar dapat melindungi aset negara dan membawa mitra dagang kembali berunding untuk menghasilkan kesepakatan yang lebih menguntungkan bagi AS.
"Jika memang (ada) sedikit inflasi tetapi baik untuk keamanan nasional. Maksud saya, lupakan saja (kekhawatiran tentang inflasi dan perang dagang)," ujar Dimon yang dikutip dari CNBC Internasional pada Kamis, 23 Januari 2025.
Trump telah menggebrak perdagangan global dengan ancaman tarif bea masuk sejak dirinya terpilih sebagai presiden AS pada pemilu November 2024. Pungutan bea masuk ini akan fokus ditargetkan pada Meksiko, Kanada, Tiongkok hingga Uni-Eropa.
Trump mempertimbangkan bea masuk 10 persen untuk China dan 25 persen untuk Kanada dan Meksiko. Ia mengindikasikan implementasi kebijakan tarif bea masuk mulai berlaku pada 1 Februari 2025.
Presiden AS ke-47 secara gamblang menyampaikan di depan hadapan awak media surplus perdagangan tahunan hingga November 2024 mengalami defisit sebesar US$ 214 miliar. Dimon melihat kebijakan tarif sebagai alat untuk mendongkrak ekonomi AS.
"Saya melihat itu adalah alat ekonomi. Itu (tarif bea masuk) adalah senjata ekonomi dan tergantung bagaimana Anda menggunakannya di mana bisa menimbulkan inflasi ataupun tidak," imbuh Dimon.
Lebih lanjut, Dimon menyampaikan kenaikan tarif perdagangan juga memengaruhi nilai tukar dolar AS. Baginya yang terpenting adalah pertumbuhan.
"Tarif dapat mengubah dolar tapi yang terpenting adalah pertumbuhan," tegas Dimon.