Laba Bersih BNI Sepanjang 2024 Capai Rp 21,5 Triliun
- BNI
Jakarta, VIVA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI membukukan laba bersih sebesar Rp 21,5 triliun sepanjang 2024. Nilai tersebut naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 20,9 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh transformasi yang dilakukan oleh BNI.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, kemampuan BNI dalam menjaga pertumbuhan tabungan di tengah tantangan likuiditas mencerminkan daya saing perusahaan yang kuat dalam menghadapi tantangan ekonomi, baik domestik maupun global.
"Pencapaian yang kami raih pada 2024 menjadi momentum penting untuk menghadapi masa depan. Kami optimis bahwa dengan terus berinovasi dan fokus pada kebutuhan nasabah, BNI akan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Royke dalam keterangannya, Rabu, 22 Januari 2025.
Royke menjelaskan, pertumbuhan ini didorong oleh transformasi digital yang berhasil meningkatkan tabungan sebesar 11 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 232 triliun pada tahun 2023, menjadi Rp 258 triliun pada tahun 2024.
Royke menuturkan, sebagai salah satu pilar perbankan nasional, BNI senantiasa berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan memanfaatkan peluang ekspansi yang ada.
"Potensi pertumbuhan bisnis yang signifikan dan berkelanjutan ini sejalan dengan Asta Cita pemerintah seperti pengembangan infrastruktur, ketahanan energi dan pangan, pemberdayaan UKM, hilirisasi industri, serta program perumahan nasional," jelasnya.
Dia menuturkan, pencapaian kinerja BNI pada 2024 juga didukung oleh keberhasilan transformasi digital melalui peluncuran aplikasi mobile banking terbaru yaitu wondr by BNI untuk segmen retail dan BNIdirect untuk segmen bisnis dan korporasi. Kedua inovasi digital ini menjadi bagian dari inisiatif strategis Perseroan dalam mendorong peningkatan CASA transaksional terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK).
Sementara itu, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengungkapkan, kinerja intermediasi BNI tumbuh positif. Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Kredit tumbuh 11,6 persen secara yoy menjadi Rp 775,87 triliun dari Rp 695,09 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dia menjelaskan, pertumbuhan kredit ini didukung oleh segmen korporasi yang naik 17,6 persen dan konsumer yang meningkat 14,5 persen. Perusahaan Anak juga mencatatkan pertumbuhan kredit signifikan sebesar 79,7 persen yoy dengan profitabilitas tetap terjaga.
Adapun ekspansi kredit yang prudent diikuti dengan penguatan kualitas aset, tercermin dari Non-Performing Loan (NPL) yang turun menjadi 2 persen, serta Loan at Risk (LaR) dan Credit Cost masing-masing turun menjadi 10,3 persen dan 1,1 persen.
"Meskipun kualitas aset kami kuat, BNI tetap berhati-hati dan bertumbuh secara konservatif di tengah ketidakpastian global," ujar Novita.
Dengan adanya pertumbuhan kredit yang sehat dibarengi oleh efisiensi operasional jelasnya, pendapatan sebelum pencadangan atau Pre-Provisioning Income (PPOP) mampu menunjukkan perbaikan. Secara kuartalan, PPOP periode tiga bulanan di kuartal IV-2024 menyentuh angka tertinggi sebesar Rp 9,5 triliun, sehingga total PPOP sepanjang 2024 mencapai Rp 34,83 triliun.
Selain itu, BNI telah melakukan pembentukan CKPN secara memadai selama tahun 2024, tercermin dari Loan at Risk Coverage yang mencapai 48,8 persen serta NPL Coverage yang terjaga di level 255,8 persen. Fundamental yang solid ini menjadi landasan bagi BNI untuk dapat tumbuh secara prudent pada tahun 2025.
Novita melanjutkan, BNI juga mendapatkan tambahan likuiditas dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Bank Indonesia sebesar 2,6 persen pada tahun 2024.
"Insentif KLM tersebut memungkinkan kami untuk tetap mencatat pertumbuhan kredit yang sehat pada 2024 dengan rasio LDR di level 96 persen," kata dia.