Sukses Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen, Ini 3 Prioritas China untuk Perkuat Ekonomi

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi China.
Sumber :
  • TheRichest.com

Jakarta, VIVA – China mengumumkan pertumbuhan ekonomi tahun 2024 berhasil memenuhi target sebesar 5 persen pada Jumat, 17 Januari 2025. Meski sesuai harapan, tingkat pertumbuhan lebih rendah dari tahun sebelumnya mencapai 5,4 persen. 

Dikutip dari AP News, andil terbesar diberikan dari sektor manufaktur di mana produksi industri meningkat 5,8 persen dari tahun ke tahun (YoY). Moncernya ekonomi China juga ditopang penguatan ekspor tumbuh 7,1 persen secara tahunan dan impor naik 2,3 persen.

Profesor Ekonomi Universitas Cornell Eswar Prasad mengatakan, ragu atas pencapaian pertumbuhan ekonomi hanya sebesar target resmi. Pasalnya, sebagian besar indikator aktivitas ekonomi dan pasar keuangan menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

“Perekonomian terus dibebani oleh kombinasi permintaan domestik yang lemah, tekanan deflasi dan lingkungan eksternal yang tidak bersahabat yang dapat membatasi ekspor,” katanya.

Ilustrasi perang dagang AS-China.

Photo :
  • UK Investor Magazine

Tantangan ekspor China akan semakin berat saat Donald Trump akan resmi dilantik pada pekan depan. Trump berencana menaikkan bea masuk atas barang-barang China. 

Pada pemerintahan Joe Biden diberlakukan pembatasan le atas ekspor semikonduktor dan teknologi canggih. Tujuannya mempertahankan keunggulan Amerika Serikat (AS) dalam teknologi canggih sekaligus 'memblokir' dominasi dan akses China.

Juru bicara Biro Statistik Nasional Fu Linghui menyampaikan, sejumlah cara yang diambil China untuk mengantisipasi hal tersebut. China menetapkan prioritas tahun ini untuk melakukan peningkatan konsumsi dan perluasan permintaan domestik.

“Dengan upaya terkoordinasi dari kebijakan saham dan regulasi tambahan diharapkan momentum pemulihan ekonomi menguat, pemulihan permintaan konsumen semakin cepat, dan ada faktor-faktor yang lebih menguntungkan bagi pemulihan harga yang moderat," ucap Fu. 

China telah memperluas skema perdagangan untuk barang-barang konsumen. Negara ekonomi kedua di dunia juga menaikkan UMR jutaan pekerja negeri demi menghidupkan kembali permintaan daya beli domestik. 

Ilustrasi pelabuhan Johor Bahru, Malaysia.

Photo :
  • Johorport

Beberapa ekonom sepakat langkah-langkah bertahap tersebut perlu disertai dengan reformasi struktural yang lebih luas. Perubahan yang dimaksud meliputi peningkatan produktivitas dan membuat ekonomi tidak bergantung pada konstruksi dan manufaktur ekspor. 

Ekonom juga menyoroti terbatasnya asuransi sosial sehingga keluarga di China lebih memilih berhemat daripada membelanjakan uang. Masalah kian kompleks setelah tindakan obral harga rumah menyebabkan saham perusahaan pengembang anjlok sehingga banyak masyarakat turun kelas. 

"China membutuhkan paket kebijakan yang kuat dan multi-cabang untuk menghidupkan kembali momentum pertumbuhan," tegas Prasad. 

Menurut Prasad, sejumlah regulasi strategis yang baik perlu mencakup stimulus moneter dan fiskal yang substansial dan tepat sasaran. Lengkap dengan reformasi dan langkah-langkah lainnya untuk menghidupkan kembali kepercayaan sektor swasta.