Mangrove Ditegaskan Akselerasi Transisi Energi, Begini Penjelasannya

Ilustrasi mangrove
Sumber :
  • Pixabay

Papua, VIVA – Kabar baik datang dari upaya pelestarian lingkungan di Indonesia yang kini semakin terkait erat dengan transisi energi. Sebagai salah satu negara dengan ekosistem mangrove terbesar di dunia, Indonesia memanfaatkan potensi luar biasa mangrove untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Mangrove ditegaskan tidak hanya berperan sebagai penyerap karbon yang efektif tetapi juga membantu mengurangi dampak perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan laut dan cuaca ekstrem yang mengancam infrastruktur di wilayah pesisir.

Komitmen Indonesia terhadap transisi energi semakin terlihat dengan langkah konkret, salah satunya melalui diskusi nasional bertajuk ‘Prospek Transisi Energi: Perspektif Nasional dan Regional di Indonesia”’ Forum ini diselenggarakan oleh Forum Kajian Pembangunan (FKP) di Papua, bekerja sama dengan Australian National University (ANU) Indonesia Project dan KONEKSI.

Forum Kajian Pembangunan (FKP) di Papua

Photo :
  • Istimewa

Dalam forum tersebut, Aplena Elen Siane Bless dari Universitas Papua (UNIPA) menyoroti peran mangrove sebagai ekosistem pesisir yang paling produktif di dunia. Mangrove tidak hanya berfungsi sebagai penyerap karbon, tetapi juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat lokal, terutama perempuan. 

“Ekosistem mangrove sangat dihargai oleh perempuan asli Papua sebagai sumber mata pencaharian, pendapatan, kebutuhan sehari-hari, habitat fauna, pengobatan tradisional, dan memiliki makna budaya,” jelas Aplena.

Di sisi lain, Ahmad Dhiaulhaq dari World Resources Institute (WRI) memperkenalkan konsep “Ridge to Reef” atau pendekatan ekosistem dari pegunungan hingga terumbu karang. Menurutnya, transisi energi harus berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan secara menyeluruh. Hal ini mencakup perlindungan mangrove sebagai bagian integral dari ekosistem yang lebih luas.

“Transisi energi berkaitan erat dengan pelestarian lingkungan secara menyeluruh,” katanya. 

Tantangan Transisi Energi

Namun, upaya transisi energi bukan tanpa tantangan. Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI), Milda Irhamni, mengungkapkan bahwa percepatan transisi energi dapat menimbulkan masalah sosial, seperti kenaikan harga energi. Hal ini dapat memperlambat pengurangan kemiskinan dan memperbesar kesenjangan, terutama bagi kelompok rentan seperti rumah tangga yang dikepalai perempuan atau memiliki anggota disabilitas.

Hutan Mangrove Jakarta, Pantai Indah Kapuk

Photo :
  • jakartamangrove.id

Kolaborasi untuk Masa Depan

Diskusi ini menunjukkan pentingnya kerja sama antara akademisi, pembuat kebijakan, dan praktisi pembangunan. KONEKSI, sebagai inisiator platform kolaborasi, berkomitmen untuk mendukung penyebaran pengetahuan dan membangun jejaring yang lebih luas. Budy P. Resosudarmo dari ANU Indonesia Project menekankan,

"Seorang peneliti tidak dapat berkembang sendiri. Penting untuk membangun relasi dengan peneliti lain, baik di tingkat nasional maupun internasional.”

Melalui pendekatan holistik yang mencakup pelestarian lingkungan, pengembangan energi terbarukan, dan pemberdayaan masyarakat, Indonesia dapat mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan. Mangrove bukan hanya menjadi penopang ekosistem pesisir, tetapi juga simbol harapan menuju masa depan yang lebih hijau dan inklusif.