Mengenal Retail Therapy yang Bikin Hati Senang tapi Dompet Menangis

Ilustrasi belanja hemat
Sumber :
  • Freepik.com

Jakarta, VIVA – Siapa yang tidak suka belanja? Aktivitas ini kerap dijadikan pelarian saat stres, bosan, atau bahkan merasa sedih. Nah, fenomena ini dikenal dengan istilah retail therapy, yaitu kebiasaan berbelanja untuk meningkatkan suasana hati. 

Tidak bisa dipungkiri, membawa pulang barang-barang baru biasanya memberikan sensasi puas dan senang. Retail therapy sendiri, memiliki dua sisi. Di satu sisi, kegiatan ini mampu mengurangi stres dan memberi hiburan, tapi jika tidak dikontrol, retail therapy bisa membuat pengeluaran membengkak dan berdampak buruk pada kondisi keuangan Anda. 

Melansir dari Nasdaq, berikut dampak retail therapy seperti dirangkum pada Jumat, 17 Januari 2025.

Dampak Retail Therapy yang Perlu Diketahui

Ilustrasi belanja dengan BRI

Photo :
  • Shutterstock

1. Menguras Tabungan
Belanja impulsif dapat membuat Anda menggunakan uang yang seharusnya disimpan untuk keperluan darurat atau tujuan jangka panjang. Ini, sering terjadi saat Anda belanja tanpa perencanaan dan hanya emosi semata.

2. Menumpuk Utang
Menggunakan kartu kredit atau pinjaman untuk belanja bisa berbahaya jika tidak dilunasi tepat waktu. Utang berbunga tinggi, dapat membuat kondisi keuangan semakin terpuruk.

3. Efek Sementara
Kepuasan dari retail therapy biasanya bersifat sementara. Setelah membeli barang, perasaan senang mungkin cepat berlalu, dan akhirnya Anda kembali mencari pelarian baru.

4. Rasa Bersalah
Tidak jarang, setelah berbelanja, muncul rasa menyesal karena membeli barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Ini dapat memicu stres tambahan, lho!

5. Menghambat Tujuan Finansial
Kebiasaan belanja tanpa kontrol dapat mengalihkan fokus dari tujuan besar, seperti menabung untuk rumah, pendidikan, atau pensiun.

Tips Mengelola Retail Therapy dengan Bijak

Meski dampaknya kurang bagus untuk dompet Anda, tetapi bukan berarti Anda tidak bisa melakukan retail therapy. Anda tetap bisa melakukannya dengan cara-cara ini;

1. Tetapkan Anggaran
Sebelum belanja, tetapkan batas maksimal pengeluaran untuk mencegah overspending.

2. Evaluasi Kebutuhan
Tanyakan pada diri sendiri, apakah barang yang akan dibeli benar-benar diperlukan atau hanya keinginan sesaat.

3. Coba Alternatif Lain
Alihkan emosi Anda dengan cara lain seperti olahraga, meditasi, atau bercengkerama dengan teman.

4. Gunakan Uang Tunai
Membayar belanjaan dengan uang tunai, dapat membantu Anda lebih sadar akan jumlah yang dikeluarkan.

5. Catat Pengeluaran
Selalu pantau pengeluaran agar tetap terkontrol dan tidak melebihi kemampuan finansial.

Itulah penjelasan tentang retail therapy. Sebenarnya, retail therapy tidak salah, selama dilakukan dengan bijak. Namun, jangan sampai kebahagiaan sesaat ini justru membuat dompet menangis di kemudian hari.