Harga Kol di Jepang Lebih Mahal Daripada Daging Babi, Kok Bisa?
- Pixabay/johennlee
Jepang, VIVA – Dalam beberapa bulan terakhir, Jepang dikejutkan dengan lonjakan harga kol yang bahkan melampaui harga daging babi. Situasi ini menjadi perhatian serius, terutama bagi restoran tonkatsu, yang menjadikan kol sebagai pelengkap utama hidangan mereka.
Kol, yang biasanya dijual dengan harga kurang dari 400 yen (sekitar Rp40.000) per kepala, kini dihargai antara 580 yen hingga 1.090 yen (Rp58.000 hingga Rp110.000) di beberapa supermarket.
Dilansir dari Unseen Japan, Rabu 15 Januari 2025, penyebab utama kenaikan ini adalah cuaca panas dan kering yang melanda wilayah penghasil kol seperti Aichi dan Chiba selama musim panas. Hal ini menyebabkan hasil panen menurun drastis.
Selain itu, populasi Jepang yang semakin menua dan kekurangan tenaga kerja juga memperburuk situasi. Dengan lebih sedikit petani yang mampu bekerja, biaya produksi meningkat, dan dampaknya terlihat pada harga di pasaran. Bahkan, tingginya harga kol ini telah membuatnya menjadi sasaran pencurian.
Dampak Naiknya Harga Kol
Restoran tonkatsu, yang terkenal dengan hidangan babi goreng lengkap dengan kol parut, merasakan tekanan paling besar. Biasanya, kol disajikan dalam porsi melimpah dan sering kali bisa diisi ulang tanpa biaya tambahan. Namun, dengan harga kol yang melonjak, beberapa restoran harus mempertimbangkan untuk mengurangi porsi atau bahkan menaikkan harga menu mereka.
Seorang pemilik restoran tonkatsu di Tokyo mengungkapkan bahwa sekarang kol menjadi bahan termahal dalam hidangan mereka, mengalahkan harga daging babi. Kondisi ini memaksa restoran untuk mencari solusi agar tetap bisa bertahan di tengah tantangan ekonomi.
Banyak warga Jepang mulai beralih ke sayuran lain yang lebih terjangkau, seperti selada dan hakusai (kubis napa). Namun, dengan harga sayuran yang juga cenderung meningkat, langkah ini mungkin hanya solusi sementara.