Bursa Asia Anjlok Tertekan Data Tenaga Kerja AS, Investor Pesimis The Fed Pangkas Suku Bunga
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Bursa Asia-Pasifik dibuka lebih rendah pada perdagangan Senin, 13 Januari 2025. Penurunan terjadi setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) melaporkan lonjakan tenaga kerja sehingga meredam harapan investor terhadap pemangkasan suku bunga di awal tahun oleh Federal Reserve AS (The Fed(.
Jumlah pekerja AS bertambah sebanyak 256 ribu pada bulan Desember 2024. Sedangkan ekonom memperkirakan peningkatan sebesar 155 ribu.
Tingkat pengangguran diproyeksikan tetap di level 4,2 persen justru turun menjadi 4,1 persen selama bulan tersebut. Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun melonjak ke level tertinggi sejak akhir tahun 2023 setelah laporan tersebut.
Sementara dari kawasan reguional, China dijadwalkan segera merilis data perdagangan bulan Desember 2024. Pada Jumat, 17 Januari 2025, Tiongkok juga akan mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal IV-2024 bersamaan dengan data penjualan ritel dan output industri.
Investor di Asia akan terus mencermati imbal hasil obligasi China setelah bank sentral negara itu menghentikan pembelian obligasi pemerintah pada Jumat, 10 Januari 2025. Imbal hasil obligasi 10 tahun China anjlok ke rekor terendah bulan ini .
Agenda dari negara di kawasan Asia cukup pada selama pekan ini. Setelah China, India juga dikabarkan segera memaparkan tingkat inflasi negaranya.
Bank of Korea diperkirakan akan mengadakan pertemuan jelang akhi pekan, yakni pada Kamis, 16 Januari 2025. Pada hari yang sama, Australia direncanakan akan mengumumkan tingkat penganggurannya untuk bulan Desember 2024.
Dikutip dari CNBC Internasional, indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,6 persen menjadi di bawah 19.000 untuk pertama kalinya sejak September 2024. Indeks acuan CSI 300 di China daratan merosot 0,75% persen setelah ditutup pada level terendah sejak September 2024 pada hari Jumat lalu.
Pasar Jepang tutup karena hari libur. Kospi Korea Selatan menyusut 0,85 persen disusul kemerosotan Kosdaq sebesar 0,53 persen.
S&P/ASX 200 Australia ikut terkoreksi sebanyak 1,17 persen. Tren penurunan juga melanda Wall Street di mana kerugian mendorong indeks acuan utama ke zona merah untuk tahun 2025.
Pada Jumat pekan sebelumnya, saham AS anjlok setelah laporan pekerjaan yang bergejolak. Alhasil, indeks Dow Jones Industrial Average turun 696,75 poin atau 1,63 persen dan ditutup pada level 41.938,45.
Indeks S&P 500 jatug 1,54 persen menjadi 5.827,04. Begitu juga, Nasdaq Composite anjlok 1,63 persen menjadi 19.161,63.